Namun, Tito akhirnya digeser Jokowi menjadi Kapolda Metro Jaya. Padahal, Budi Gunawan yang saat itu menjadi Kepala Lemdikpol ingin agar orang lain yang menempati posisi itu.
"Tito. Akhirnya ditarik ke Jakarta supaya nggak menyolok, jadi Asrena. Sekarang Papua sudah jalan, kasih hadiah sama Jokowi. Padahal maunya Jakarta bukan dia. Pak BG maunya bukan Tito. Pak BG maunya Pak Budi. Tapi, Budi ditaruh Bandung. Tito Jakarta. Yang minta Jokowi," kata Riza.
"Jawa Barat ha-ha-ha," kata Setya.
"Gila Pak. Alot Pak orangnya Pak," ungkap Riza.
Mendengarkan cerita Setya dan Riza panjang lebar soal Jokowi, Maroef hanya memberikan respons singkat.
"Pengalaman itu, maksudnya saya pengalaman itu. Jadi kita harus pakai akal. Kita harus pakai ini. Kuncinya kan ada kuncinya. Kuncinya kan ada di Pak Luhut, ada saya. Nanti lempar-lemparan. Ada dia strateginya. Cek gocek," kata Setya.
dimaksudkan oleh Pimpinan partai pengusung utama, PDI-Perjuangan.
Jadi, sangat wajar jika Setya Novanto dan kolleganya memperalat dan mendekati orang-orang terdekat Joko Widodo, terutama Luhut Panjaitan agar rencana mereka berjalan dengan mulus. Tetapi tidak semudah itu, mereka tahu bahwa Jokowi memiliki hati yang sangat keras jika menyangkut masalah Freeport. Dalam rencana Joko Widodo, PT. Freeport bersama Indonesia wajib melakukan divestasi saham atas Freeport, tuntutan kesejahteraan rakyat Papua, pengolahan limbah, dan pembangunan smelter yang tentunya sangat menguras biaya dan tenaga Freeport itu sendiri. Opsi terakhir yang di tawarkan oleh Jokowi soal Freeport adalah kontrak diputuskan atau tidak diperpanjang lagi sehingga pengelolaan sepenuhnya ada di Indonesia.
Anggota Koalisi Merap Putih itu sendiri telah mengakui secara jujur dan terang-terangan jika Jokowi tidak disetir oleh siapapun. Anggapan sejak masa pencalonan bahwa Jokowi adalah “Presiden Boneka” jelas salah dan tidak benar. Indonesia saatnya berbangga memiliki seorang presiden seperti Jokowi yang tegas dan benar-benar membela kepentingan rakyat. Jokowi adalah Jokowi yang dulu kita kenal, tanpa kompromi, tanpa neko-neko. Beruntung Indonesia memiliki seorang Jokowi, Indonesia patut berterima kasih kepada Tuhan karena masih ada pemimpin yang benar-benar bekerja untuk rakyatnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI