Mohon tunggu...
Jhon Ali
Jhon Ali Mohon Tunggu... -

nothing is impossible

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Munculnya Paham Muktazilah

2 Oktober 2018   22:52 Diperbarui: 2 Oktober 2018   22:53 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Muktazilah berasal dari bahasa arab,i'tazala yang berasal dari kata `azala yang berarti memisahkan atau menyingkirkan. Muktazilah berarti orang yang terpisah,tersingkir,atau terusir. Golongan muktazilah berpaham bahwa tuhan tidak memiliki sifat,tuhan tidak dapat dilihat dengan mata oleh orang yang ada di surga, orang yang melakukan dosa besar di tempatkan di dua tempat, dan di mi'raj nabi muhammad saw. hanya dengan ruhnya. Muktazilah mendewakan akal.(Nok Aenul Latifaf-Abdul Mutolib)

Sejarah munculnya paham muktazilah

Paham muktazilah muncul di kota basrah(Irak)pada abad ke-2 H (antara tahun 105-110 H ), pada masa khalifah abdul malik bin marwan dan khalifah hisyam bin abdul malik.

Awal pemberian nama muktazilah menurut sebagian pendapat diberikan oleh orang di luar muktazilah. Berdasarkan ucapan hasan al-Bashri, setelah melihat washil bin atha' memisahkan diri dari halaqah yang di selenggarakan olehnya. Hasan al-basri, dalam sebuah riwayat memberi komentar ``i'tazala `anna`` (Dia mengasingkan diri dari kami). Akhirnya orang-orang yang mengasingkan diri dari siyasah (politik) dan hanya mengadakan kegiatan dalam bidang ilmu pengetahuan.  

 

            Doktrin-Doktrin Ajaran Mu'tazilah

  • Tauhid (keesaan tuhan)
  • Dalam Doktrin mu'tazilah sifat-sifat tuhan itu tidak ada, namun tuhan itu adalah zat yang tugal tanpa zat. Tuhan mendengar dengan zat-Nya, melihat dengan zat-Nya dan berkata dengan zat-Nya. Dalam doktrin mu'tazilah Al-Qur'an itu baru bukan Qodim.
  • Dalam meniadakan sifat Tuhan ini, Aliran lain juga menyebutkan Aliran Mu'tazilah dengan sebutan "mu'athilah".
  • Al- 'Adl(Keadilan Tuhan)
  • dalam Doktrin Mu'tazilah, mereka meniadakan perbuatan Tuhan dari perbuatan manusia.
  • Akan tetapi merekan sangat mengimani bahwa sifat tuhan terhadap makhluknnya itu Adil. Dalam segi perbuatan, baik perbuatan baik maupun perbuatan buruk, mereka beranggapan itu semua atas kehendak manusia sendiri tanpa ada kehendak Tuhan.
  • Al-Wa'du wal Wa'id (janji dan ancaman allah)
  • Tuhan yang maha adil dan bijaksana tidak akan melanggar janjinya. Kaum muktazilah yakin bahwa janji dan ancaman itu pasti terjadi, yaitu janji tuhan yang berupa pahala (surga) bagi orang yang berbuat baik dan ancaman berupa siksa (neraka) bagi orang yang berbuat durhaka.
  • Al-Manzilah Baina al-Manzilatain (tempat di antara dua tempat)
  • Al-Manzilah Baina al-Manzilatain Dalam dotrin ini (Al-Manzilah Baina al-Manzilatain  ) orang islam yang melakukan dosa besar (maksiat) selain syirik dan belum bertobat, tikatakan kafir atu mukmin, melainkan disebut dengan fasik. Karna keimanan disini menuntut adanya kepatuhan kepda tuhan dan tidak cukup dengan pengakuan dan pembenaran saja. Menurut kaum muktazilah, orang kafir adalah orang yang tidak patuh terhadap yang wajib dan sunnah, dia menyebut pelaku maksiat. Mereka membagi maksiat kedalam dua bagian, yaitu maksiat besar (kufur) dan kecil. Adapun orang yang membawa orang pada kekufuran ada tiga, yaitu sebagai berikut.
  • Seseorang yang menyamakan allah dengan makhluk.
  • Seseorang yang menganggap allah tidak adil atau zalim.
  • Seseorang yang menolak keberadaan nabi muhammad saw. Yang menurut nas sudah disepakati oleh kaum muslimin.
  • Al-Amru bil Ma'ruf wa an --Nahyu 'an al-Mungkar
  • Disini kaum muktazilah sepakat mengatakan bahwa akal manusia sanggup membedakan yang baik dan burk. Hal ini disebabkan karna sifat sifat yang baik dan yang buruk itu dapat dikenal dan manusia wajib memilih yang baik dan menjahui yang buruk.
  •            Kelima perinsip di atas merupakan standar bagi ke muktazilahan seseorang. Artinya, seseorag yang baru dapat dikatakan muktazilah apabila dia menganut dan mengakui kelima prinsip dasar tersebut. Apabila dia tidak mengakuinya atau bahkan menambahkan satu dari kelima hal tersebut maka orang itu tidak dapat di sebut sebagai muktazilah.
  •            Dari doktrin-doktrin muktazilah, terlihat jelas bahwa akal adalah satu-satunya sandaran pemikiran mereka. Disini kaum muktazilah tidak mau tunduk pada arti harfiyah dari teks wahyu yang tidak sejalan dengan pemikiran fiosofis dan ilmiah. Mereka meninggalkan arti harfiyah teks dan mengambil arti majazinya. Dengan kata lain, mereka tinggalkan arti yang tersurat dari nash wahyu dan mengambil arti yang tersirat. Mereka di kenal banyak memakai takwil dalam memahami wahyu.
  •            Menurut mereka, akal yang kuat menggambarkan manusia yng kuat. Keadilan tuhanlah yang menjadi titik tolak pemikiran mereka. Keadilan tuhan membawa mereka kepada keyakinan adanya hukum alam ciptaan tuhan. Al-qur'an adalah sunnatullah yang mengatur segala perjalanan di alam ini.
  •            Teologi rasional muktazilah ini menempatkan kedudukan akal yang tinggi, kebebasan manusia dalam berfikir dan bertobat. Hukum alam ciptaan tuhan membawa pada perkembangan islam di bidang filsafat dn sains, antara abad VIII dan XIII M.
  •            Adapun sekte-sekte muktazilah yang di bagi menjadi dua cabang :
  • Basrah (irak)
  • Muktazilah cabang basrah di pimpin oleh washil bin atha' (wafat 131 H) dan umar bin ubai (wafat 144 H ). Pada abad kedua hijriyah, muktazilah cabang basrah dipimpin oleh abu hudzail al-allaf (wafat 235 H)
  • Bagdad
  •  Muktazilah cabang bagdad didirikan oleh bashar bin al-muktamar, salah seorang pemimpin basrah yang pindah ke bagdad, kemudian di bantu oleh pengikut-pengikutnya, yaitu abu musa al-murdar, ahmad bin abi daud (wafat 240 H), dan ja'far bin harib al-hamdani(wafat 236 H). Mereka adalah imam-imam muktazilah di sekitar abad kedua dan ketiga hijriyah di basrah dan bagdad.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun