Hidup di zaman sekarang, tentunya kita tidak pernah lupa atau pura-pura lupa dengan dunia percintaan. Salah satu alasan mengapa di usia remaja, kita perlu mengetahui etika percintaan sesuai dengan tempatnya. Cinta memang sangat mempengaruhi mentalitas bagi para remaja, tak hanya itu, mereka juga mempengaruhi kehidupannya dengan menciptakan cinta itu sendiri.
Cinta merupakan anugrah yang paling memuaskan untuk dinikmati oleh semua hamba, terutama bagi para remaja. Sayangnya, remaja sekarang jarang ada yang peduli mempelajari hakikat makna cinta sebagai anugrah. Cinta yang sebenarnya tumbuh membina kepribadian yang baik, justru, dengan ketidak patutan remaja menubuhi sandiwara cinta, membuat mereka harus menyangkut kedalam luka asmara.
Perihal mensoal cinta, ada baiknya bagi remaja harus menerapkan dengan hal-hal yang dianggap tidak merugikan diri. Karna, walaupun cinta dianggap sebagai anugrah dari tuhan. Akan tetapi, kita juga perlu membinanya dengan hal-hal yang bisa menghasilkan nilai positif terhadap diri kita. Karna, selama kehidupan masih didepan mata, selama itu juga kita akan  harus melawan hal-hal yang dianggap tidak baik bagi diri kita.
Ada istilah Bahasa santri gaul, "hidup tanpa cinta, laksana menghisap rokok tanpa menyanding secangkir kopi". Karna, setiap kenikmatan yang hadir didalam hidup kita, itu merupakan ambisi untuk membuktikan bahwa hal positif rasa syukur adalah, dengan menikmati apa yang kita miliki dan mencintai dengan apa yang kita dapat. Cinta yang melibatkan kata syukur inilah yang harus dijadikan nilai positif  bagi para remaja. Karna, bagi remaja sekarang, hanya berfikir bahwa, cinta yang dianggap anugrah adalah cinta yang hanya mensoal perasaan. Yah, memang hampir tujuh puluh lima persen, menurut orang zaman sekarang bahwa cinta hanya melibatkan jalur perasaan. Tetapi, meskipun mayoritas orang mengenal bahwa cinta merupakan kekuatan perasaan, tetapi esensi cinta juga mereka harus tahu, bagaimana cinta itu menjalani waktunya sesuai dengan kebutuhan pasti, seperti, proses taaruf.
Pada intinya semua kebutuhan nikmat yang nyata, harus menjalaninya dengan proses mencintai diri sendiri. Biarkan cinta yang melibatkan perasaan tumbuh dengan alami dari apa yang kita lewati di masalalu.
Cinta sebagai anugrah dari tuhan, juga sering di khiyanati oleh pemiliknya, hanya gara-gara mereka menempatkan cinta yang pasti, tapi waktu belum mengizinkan untuk tuhan memberi takdirnya. Kebanyakan orang yang hanya membiarkan hal itu menubuhi dirinya, rata-rata mereka akan tersiksa dengan keputusannya sendiri. Itulah mengapa banyak orang yang patah hati, lebih memilih jalan kekerasan. Bahkan, ada juga yang sempat-sempatnya pergi kedukun. Itulah contoh hal negatif dari pengguna cinta bagi usia remaja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI