Wanita selalu dibilang harus ini dan itu. Lelaki merasa harus bisa menjadi panutan. Pada akhirnya wanita dan pria masuk ke dalam kotak paradigma lama. Padahal baik wanita maupun pria sama-sama memiliki otoritas penuh atas diri sendiri.Â
Pria bebas bila seandainya tidak mau bekerja di kantoran. Bukan berarti pria ini tidak mau bertanggung jawab, barangkali ia punya pekerjaan berbeda dari orang kebanyakan. Salah satu contoh seperti ini. Pria yang bekerja sebagai penulis atau musisi. Jelas sekali pola hidupnya berbeda dari siapapun. Dan prinsip ini juga harus diberlakukan bagi wanita pula.Â
Maka Wanita pun punya otoritas penuh bila ingin menjadi wanita karir. Tidak boleh ada satu individu yang melarang wanita ketika memiliki niatan ini. Sebab mereka pasti pula memiliki cita-cita yang memang harus diwujudkan.Â
Malah, bila perlu saya menyarankan agar para pria yang sedang dekat wanita harus mendukung dan memberikan arahan yang baik. Bahkan kalo mau lebih hebat lagi, pria itu tidak malu mengerjakan tugas tanggung jawab di rumah.Â
Memang paradigma ini pasti dibilang menyalahi kodrat. Tetapi, kadang kodrat lama memang kurang relevan dengan realitas masa kini. Saat ini, sudah tidak berlaku sebuah nilai yang menyatakan bilamana seorang pria harus menjadi pengais utama rejeki, dan sebaliknya, wanita harus bekerja dirumah saja.Â
Paradigma seperti ini alangkah baik di buang jauh-jauh  saja. Lebih baik berpikir jauh ke depan, mengenai hal yang lebih kruial. Misalnya, bagaimana menciptakan kehidupan seimbang antara pria dan wanita?Â
Supaya setiap orang bebas merdeka dalam menentukan sikap hidup. Sebab hidup dalam belenggu norma membuat orang itu tidak maju kemana-mana. Lagipula memang masih jaman apabila mendebatkan kodrat agar pria selalu di atas wanita, ataupun sebaliknya. Lebih baik berpikir solusi saja. Pertama, membebaskan setiap individu dari belenggu sistem hierarki. Kedua, setiap individu harus bekerja sesuai dengan keterampilan ataupun skill yang dimiliki. Ketiga, jadilah individu yang tidak menggunakan sistem pendidikan yang memerintah.
Jika setiap orang sudah memiliki kesadaran seperti ini. Maka bukan perkara mustahil bila seandainya negara memiliki suatu pola hubungan yang konstruktif serta adil. Di mana pria tidak harus malu melakukan pekerjaan perempuan. Di mana wanita berani menjadi wanita karir.Â
Maka bila semua sudah berjalan seperti ini, bukan tidak mungkin kebahagiaan akan datang sendiri.Â
Semoga artikel ini bermanfaat dan sampai esok hari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H