Beberapa kompasioner sangat antusias saling menaggapi opini agama. Bahkan beberapa komen sangat tendensius dan cenderung saling mencemooh.
Mengapa kita (aku kamu dan engkau) tidak membiarkan masalah agama menjadi bagian pribadi seseorang ?
Biarlah agama hanya dibahas dihati masing masing dan tempat ibadah masing masing atau komunitas masing masing ?
Bisakah ? Sehingga kompasiana bisa dipakai untuk berdiskusi masalah humanisme ? Yang tentu tidak akan menimbulkan fanatisme yang berlebihan
Yang menjurus saling menghakimi ?
Siapa mereka ? Mereka yang mencoba mengangkat isu agama di ruang publik bisakah kita biarkan saja tanpa memberi komentar ? Yang mungkin membuat kita
Mengalami kegalauan hati ? Pembusukan hati nurani ?
Bisakah kita hidup simple ? Jalani hidup anda tanpa mengganggu atau merecoki orang lain baik dalam perbuatan ataupun keyakinan ?
Bisakah hati kita menerimaperbedaan ?perbedaan keyakinan ?
Mari kita hidup berdampingan tanpa menyinggung perasaan orang lain baik yang seiman maupun yang berbeda ?
Mari kita tempatkan diskusi keyakinan kita ditempat ibadah masing masing.
Mari kita perdebatkan tulisan ArKe. RDP dan bung Ratham dijamin tidak bikin hati galau.
Selamat menikmati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H