Mohon tunggu...
Murjani
Murjani Mohon Tunggu... Koki - Anak Indonesia 100% Cinta Indonesia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hii Geng, Saya Murjani Mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Jurusan D4 Perhotelan 2019, Penerima Beasiswa 100% Dari Kemdikbud. Selamat membaca dan Terima kasih telah berkunjung

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Tanjung Balai Karimun: Kami Indonesia, Bukan Malaysia

20 Agustus 2020   15:36 Diperbarui: 20 Agustus 2020   15:24 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

hai geng,,, Perkenalkan nama saya MURJANI Mahasiswa D4 Perhotelan Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti dan penerima Beasiswa Unggulan Kemendikbud.

Karimun. Pernah mendengar nama ini? Bukan. Ini bukan merek kendaraan roda empat yang sering terlihat di jalanan. Ini adalah nama sebuah pulau. Ya, Pulau Karimun. Pulau seluas 139 km2 ini terdapat di wilayah Provinsi Kepri. Berada di naungan kabupaten yang memiliki nama serupa, Kabupaten Karimun.

Kabupaten yang terbentuk pada tahun 2004 ini berpusat di Tanjungbalai. Kota ini merupakan kawasan tersibuk, aktifitas perekonomian terpusat di sini. Wajar saja, mengingat letaknya yang sangat strategis, berdekatan dengan dua negara: Malaysia dan Singapura. Posisinya persis di tepi laut. Hamparan laut tidak terlihat dengan jelas karena tertutup oleh deretan ruko yang berjejer di sepanjang bibir pulau. Pusat kota ini juga merupakan kawasan kota tua, lebar jalan hanya tiga meter sehingga diberlakukan jalur satu arah. Terdapat beberapa persimpangan mungil di sini.

Satu hal yang menarik dari kota ini adalah masih adanya transportasi sepuh yang berseliweran di jalanan. Warga setempat menyebutnya dengan Bas. Kendaraan ini secara bodi mirip sebagaimana bis pada umumnya. Hanya saja terbuat dari kayu dan bagian depannya terkesan pesek. Bangku di dalamnya tidak menghadap ke depan, melainkan memanjang di sisi kiri dan kanan. Selain bas, di kota ini juga masih terdapat becak. Mengelilingi kota tua menggunakan becak yang dikayuh santai bisa dijadikan pilihan berwisata.

Bus kayu jadul (Dok. pribadi)
Bus kayu jadul (Dok. pribadi)
Di pusat kota ini terdapat pelabuhan utama: domestik dan internasional. Provinsi Kepri merupakan wilayah kepulauan sehingga transportasi laut menjadi moda utama. Rute feri keberangkatan domestik melayani tujuan ke Pulau Batam, Pulau Bintan (Tanjungpinang), dan Pulau Kundur (Tanjungbatu, Tanjungberlian, dan Selatbeliah). Selain itu, provinsi yang berdekatan seperti Riau dan Jambi juga bisa ditempuh langsung dari sini seperti ke Dumai, Selatpanjang, dan Kualautungkal (Jambi). 

Untuk rute internasional pelabuhan ini melayani akses langsung hingga ke Malaysia dan Singapura. Kota di Malaysia yang menjadi tujuan adalah Johor Bahru, tepatnya di wilayah Kukup. Lama perjalanan memakan waktu 45 menit. Sementara jarak ke Singapura ditempuh selama satu jam perjalanan. Ya, pulau ini berjarak lebih dekat ke Malaysia dibandingkan Singapura. Berbeda dengan Batam yang justru lebih dekat ke Singapura. 

Suku Melayu merupakan penduduk asli di Bumi Berazam ini. Bahasa yang digunakan tak jauh berbeda dengan Malaysia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun