Zona nyaman adalah tantangan paling berbahaya untuk pribadi yang ingin maju dan menjadi besar  bahkan survive, demikian juga dengan kehidupan suatu korporasi.
Aku coba menduga dan menafsirkan apa moto tersembunyi dari korporasi ini. Aku tak tahu apa istilah yang tepat: apakah moto, apakah karakter, apakah kepercayaan, tapi kelihatannya korporasi ini percaya bahwa krisis melahirkan pemimpin yang bisa membawa perusahaan ini menjadi lebih besar. Jangan-jangan situasi krisis ini memang diciptakan oleh pemilik korporasi untuk menyaring dan mendapatkan karyawan yang berkualitas tapi loyal, tapi yang sangat diperlukan adalah lahirnya pribadi yang tahu cara dan berani menyeberang jurang mengatasi krisis. Kepercayaan bahwa krisis melahirkan pemimpin sangat mungkin untuk tidak dinyatakan secara terbuka tetapi dipercaya kebenarannya oleh korporasi ini.
Ketika kita dihadapkan pada krisis di bibir jurang, kita tidak punya banyak pilihan. Mundur dan kembali atau jalan di tempat menghabiskan waktu dan bekal kita. Atau menyeberangi jurang dengan cara menuruni jurang hingga ke dasar lalu mendaki lagi hingga ke bibir jurang di seberang.
Cara ini kelihatannya aman tetapi bisa banyak makan waktu dan tenaga. Atau kita kumpulkan keberanian dan tenaga kita lompati jurang ini dan mendarat di bibir jurang diseberang. Jika kita menuruni jurang mumgkin itu sangat aman, tetapi jika ada orang lain yang bisa dan berani melompat, kita akan tertinggal dalam persaingan berlomba menyeberang.
Itu semua adalah pilihan-pilihan yang sulit. Semua pilihan itu mengandung resiko.Itu menjadi pilihan keputusan eksekutif puncak korporasi. Sebagai badan dan ekor dari Sang  Kepala kita ( karyawan ) perlu siap, sigap dan satu refleks dengan Sang Kepala maka gerakan korporasi ini akan tepat memijakkan kakinya di seberang jurang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H