Pagi itu masih lengang ketika saya datang sekitar pukul sepuluh. Banyak mobil plat merah berderet kala saya menaiki anak tangga menuju ruangan Jati, sebuah ruangan yang terletak di Grand Floor di Hotel Savana Kota Malang.Â
Saat saya hadir di sana, ternyata sudah ada beberapa orang yang nampak berbincang. Ada dokter, ada yang bertugas dari Dinas Kesehatan, juga beberapa panitia yang sibuk menyiapkan acara pagi itu. Saat ditelpon kemarin malam oleh rekan saya, Mbak Yayuk Widianah selaku Bendahara YABHYSA Cabang Kota Malang, saya langsung meng-iyakan undangan beliau di tengah padatnya acara "mengasuh anak" sambil menyelesaikan pekerjaan yang bisa saya selesaikan di rumah.
YABHYSA merupakan akronim dari Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera yang berdiri bersama orang-orang hebat nan ikhlas untuk berjuang agar angka TBC di Indonesia bisa menurun, bahkan bisa mencapai Zero TB.Â
Bagi yang belum tahu, TBC (Tuberkulosis) merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian di dunia. Menurut Global TB Report tahun 2022, Indonesia telah mengalami kenaikan kasus yang cukup memprihatinkan. Pada tahun 2022 lalu sebanyak 969.000 kasus TBC ditemukan di Indonesia dengan angka kematian 144.000/tahun. angka tersebut setara dengan 354 penduduk yang terkena TBC di setiap 100.000 penduduk yang ada di Indonesia.
Sebenarnya mengapa angka tersebut naik? Ketika diidentifikasi, sebenarnya tantangan terbesar kita dalam penanggulangan TBC di Indonesia beberapa di antaranya adalah karena keterlibatan multisektoral yang masih belum optimal. Selain itu kurangnya pelaporan kasus TBC, terutama di Rumah Sakit (baik Pemerintah maupun swasta) serta layanan primer swasta yang membuat angka kasus TBC di Indonesia masih saja tak memenuhi harapan.
Oleh karena itu YABHYSA bersama dengan Dinas Kesehatan dan juga The Global Fund bekerjasama dan mengundang beberapa rekan media serta kolumnis media elektronik untuk bersama-sama berupaya dan berkolaborasi dalam penanggulangan Tuberkulosis di Kota Malang khususnya, dan harapannya akan berdampak juga untuk bangsa Indonesia secara umum.
Langkah strategis ini saya sambut dengan sangat baik, karena peran media massa, blogger, serta kolumnis di media tentu menjadi peran yang sangat strategis untuk membangun awareness di tengah masyarakat tentang bahaya TBC. Adanya awareness tersebut akan membangun kesadaran masyarakat, lalu dari kesadaran itu sendiri akan menjadi habit hingga akan membentuk pola pikir yang bisa disadari bersama. Bahwa bahaya TBC tidak bisa ditanggulangi sendirian oleh ahli medis dan juga YABHYSA serta The GlobalFund. Namun juga melibatkan banyak pihak.
Selain itu peran media dan blogger juga sebagai penyambung lidah Dinas Kesehatan di kota Malang agar masyarakat lebih mengenal apa itu TBC, apa saja bahayanya dan bagaimana cara menanggulanginya. Sehingga bersama-sama kita bisa berkolaborasi untuk menekan angka kasus TBC di Kota Malang khususnya dan di Indonesia pada umumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H