"Mereka yang berbahagia adalah yang mampu mengubah masalah menjadi hikmah"
Saya belajar banyak dari nasihat itu. Nasihat yang diberikan oleh Ayah setiap kali menghadapi kondisi yang berada di luar jangkauan atau kendali kita.
Seperti yang terjadi beberapa waktu terakhir. Telkom jadi bulan-bulanan, jadi bahan olok-olokan masyarakat Indonesia.
Tidak sedikit yang menjadikannya sebagai kesempatan untuk menjatuhkan. Namun bahagianya, tidak sedikit pula yang mendukung dan mencoba untuk mengambil hikmah dari setiap kejadian. Tentu saja saya lebih suka yang kedua.
Sebagaimana yang telah kita tahu, tidak ada sistem buatan manusia yang sempurna. Hanya Allah pemilik kesempurnaan itu. Maka wajar jika ada kerusakan atau putusnya kabel sistem komunikasi milik TelkomGroup ini.
Meskipun tampak buruk karena dampaknya merembet kemana-mana, namun kita perlu tahu juga bagaimana perjuangan para teknisi TelkomGroup dalam kejadian kali ini.
Semboyan para teknisi, pejuang bagi kehidupan internet di Indonesia ini adalah : Sigap, cepat dan tanggap hadapi segala tantangan dan rintangan. Begitulah semboyan mereka saat mengetahui terjadi gangguan masal sistem komunikasi kabel bawah laut JaSuKa (Jawa, Sumatera dan Kalimantan) ruas Batam -- Pontianak pada Minggu (19/9) pukul 17.33 WIB.
Setelah diidentifikasi, ternyata pusat gangguan berasal dari titik sekitar 1,5 Km lepas pantai Batam pada kedalaman 20 meter bawah permukaan laut. Mereka para teknisi TelkomGroup segera menuju lokasi kejadian. Mengorbankan waktu bersama keluarga, demi kebahagiaan banyak orang, kata mereka.
Mereka pun bersiap dan berupaya maksimal menghubungkan kembali infrastruktur jaringan internet yang menjadi hajat ratusan juta jiwa di seluruh Indonesia.
Sejak terjadinya gangguan malam itu, para Teknisi TelkomGroup segera melakukan rerouting trafik sebagai alternatif jalur komunikasi menuju Batam termasuk penambahan kapasitas beberapa link di wilayah Indonesia seperti dari Papua, Kalimantan maupun Jawa dan mengoptimalkan gerbang internasional di Manado.