Sikap ini tentunya telah menunjukkan sikap tidak nasionalis. Masuknya budaya daerah dan budaya asing yangmembawa pengaruh terhadap penggunaan bahasa Indonesia juga telah menambah perbendaharaan kata dalam bahasa Indonesia. Mereka lebih bangga menggunakan bahasa asing daripada bahasa nasional dan saat ini bahasa asing mulai menghiasi berbagai dialog masyarakat.
Tak hanya dalam percakapan, tempat-tempat umum banyak yang telah mengubah namanya dengan nama asing. Kantor-kantor besar, gedung-gedung megah, mall-mall mewah, perumahan-perumahan elite, dan produk-produk terkenal lainnya.Â
Semuanya lebih sering menggunakan bahasa asing di dalamnya. Kedudukan bahasa Indonesia juga sudah terjajah di dalam dunia pekerjaan. Misalnya sopir, mereka lebih sering menyebutnya dengan driver, pemerima tamu disebut sebagai receptionist, satpam disebut sebagai security, dan sebagainya.Â
Dengan menggunakan bahasa campuran seperti itu, mereka akan merasa lebih keren, lebih elegan, dan mereka merasa akan lebih berbeda dari yang lain. Secara makna memang tidak ada yang berbeda. Namun bahasa indoneisa sekarang kerap dianggap sebagai bahasa tak popular, kurang gaul, maupun kurang pamor dengan bahasa luar negeri.Â
Berbagai peristiwa itu menunjukan bahwa bahasa Indonesia masih terjajah oleh bahasa asing. Jika benar-benar mencintai bahasa Indonesia tentunya kita merasakan bagaimana sakitnya dijajah. Lalu siapa yang akan memerdekakan bahasa Indonesia kalau bukan kita, masyarakat Indonesia? Bagaimana kita bisa mempertahankan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang kita banggakan?
Ada banyak cara untuk memerdekakan bahasa Indonesia, salah satunya melalui pintu cinta. Cinta terhadap bahasa Indonesia dapat dimulai dari hal paling sederhana. Misalnya, kita menggunakannya dengan setia tanpa menduakannya dengan bahasa asing. Sudah semestinya kita bangga terhadap bahasa negara kita. Jangan malu, jangan segan, dan jangan ragu untuk menggunakan bahasa Indonesia.Â
Jika sudah cinta, sudah bangga, maka kita akan selalu memikirkannya. Ketika sudah memikirkan, kita akan senantiasa ingin di dekatnya dan bersamanya. Dengan begitu, tidak ada lagi ruang untuk bahasa asing.
Tapi jika kita lihat dari sisi pandang yang lain, penggunaan bahasa asing juga memiliki dampak yang baik pada masyarakat. Penggunaan bahasa asing dalam percakapan sehari-hari memiliki sejumlah dampak positif. Salah satu dampak baiknya adalah meningkatkan kemampuan berkomunikasi lintas budaya, yang penting di era globalisasi.
 Penggunaan bahasa asing juga dapat memperluas wawasan dan pengetahuan, karena seseorang akan lebih mudah mengakses informasi dari berbagai sumber yang tersedia dalam bahasa lain.Â
Selain itu, kemampuan berbicara dalam bahasa asing juga dapat meningkatkan peluang karier dan memperluas jaringan profesional,terutama di lingkungan kerja multinasional. Di samping itu, belajar dan menggunakan bahasa asing secara rutin melatih otak untuk lebih fleksibel dan kreatif dalam berpikir,yang dapat memperlambat penuaan kognitif.
Maka dapat saya simpulkan pada opini ini bahwa, penggunaan bahasa asing dalam bahasa Indonesia memiliki dampak baik dan dampak buruk. Yang dimana kita harus menyesuaikan penggunaan bahasa asing dalam kehidupan masyarakat. Maksudnya, janganlah berlebihan menggunakan bahasa asing di lingkungan masyarakat karena ditakutkan nanti akan menyebabkan kesalahpahaman yang tidak diinginkan.