Mohon tunggu...
Jevo Jett
Jevo Jett Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Mane-mane bole

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bukan JATUH CINTA lagi [01.1]

27 Maret 2012   03:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:26 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Masih di malam yang sama, di lokasi yang berbeda.

Bino baru aja keluar dari rental DVD. Sambil terus melangkah ia nampak sedang memikirkan sesuatu, yang kemudian disusul gerakan tangannya mengambil ponsel dari saku jaketnya. Lantasmengutak-atik dan memilih satu nama untuk dihubungi.

“Halo selamat malam…” suara di ponselnya.

Bino bisa mengenali kalau itu suara Jessie, maka ia pun segera ‘menyetel’ suaranya sendiri supaya terdengar beda tersamar. “Selamat malam, bisa bicara dengan Pak Handoko?” tanyanya dengan gaya formal.

“Oh, papa masih di Solo.”

“Kalau ibu Handoko, ada? ”

“Mama juga ikut sama papa tuh, om.”

“Oh, gitu. Pulangnya kapan, ya?”

“Lusa kayaknya, om.”

Bino tampak berusaha keras menahan tawa gelinnya. “Bisa minta nomer hapenya Papa, dek?”

“Sebentar ya, om.”

Bino menarik napasnya dulu dalam-dalam, berusaha keras agar tidak menertawakan kekonyolannya itu. Sebenarnya ia hanya ingin memastikan kalau ‘target ’ malam ini memang lagi sendiri, tidak sedang bersama teman-temannya, juga tidak sedang dalam pengawasan orang tuanya. Memastikan kalau situasi aman dan kondusif.

“Halooo…” suara Jessie terdengar lagi.

“Iya…”

“0812…..”

“Iya…” Bino manggut-manggut, seolah-olah sedang mencatat. Memberi jeda beberapa detik sebelum mengucap,“Oke, makasih ya, dek.”

“Sama-sama.”

Klek!

Disimpannya lagi ponsel ke dalam saku jaket. Mulutnya bersiul-siul kecil.

Bino sudah duduk di atas Tiger-nya.Memakai helm, lalu tersenyum penuh makna sembari memasukan kunci kontak dan memutarnya sekali. Dipencetnya tombol stater, selang beberapa saat kemudian langsung memacu motornya ke arah jalan menuju rumah Jessie.

Langit gemerlap penuh bintang, jalanan cukup ramai dengan arus kendaran yang lalu lalang. Di pinggiran Jalan Suhat banyak terlihat anggota club motor maupun mobil dari beragam tipe tertentu yang sedang mejeng, ada juga orang-orang yangberdagang.

Bino terus melaju ke arah Piere Tendean, potong kompas melewatijalan alternatif yang tembus ke Jalan Veteran. Memutar arah melewati Matos, belok kiri dan terus lurus ke arah perempatan Dieng, mulai mengurangi laju di Raya langsep, hingga akhirnya belok kiri memasuki sebuah komplek perumahan.

Reflek ia mengerem motornya ketika melihat ada Defender yang parkir di depan pagar rumah Ryd. Lantas Bino memutar arah dan memilih jalan lain yang tidak melewati rumah sobatnya itu. Sialan! Katanya pada nongkrong di rumah Teby? Batinnya sempat bertanya. Rupanya ia mengira ada sobat-sobatnya yang nongkrong di rumah Ryd itu, padahal Ryd cuma balik sebentar pakai mobilnya Jimi buat nganterin Dinda pulang.

Beberapa puluh meter kemudian, barulah Bino tiba di halaman rumah nomer18 yang menjadi tujuan utamanya. Ia pun mematikan motornya.

Jessie mengintip darijendela, tersenyum kecilsambil geleng-geleng kepala. Sebentar kemudiania membuka pintu. “Baru aja aku mau nelpon, kok udah nongol sih?”

“Soalnya aku tau, kamu pasti lagi nungguin aku, kamu pasti lagi kangen!”

Jessie langsung mencibir.

“Papa- mama, ada?” tanya Bino sok berbasa-basi.

“Kenapa? Mau ketemu mereka?”

Ditanya gitu, Bino cuma cengengesan.

“Motormu masukin dulu gih ke garasi.” Jessie mengedipkan mata.

Oh yes! Batin Bino bersorak.

Tanpa menunggu lama, ia pun langsung bergerak cepat. Menuntun motornya ke garasi, lalu menutup pintu pagar, serta tidak lupa pula menguncinya dengan gembok.

Ceklik!

[ + ]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun