" kalo besar nanti saya ingin menjadi polisi.. bu guru ".
masih sangat jelas di masa itu, ketika aku duduk di bangku kelas 5 SD yang kataku saat itu adalah cita-cita. dan tidak sedikit orang yang pernah berkata seperti itu.
yang menarik menurut saya tentang seorang polisi yakni tugasnya sebagai pengayom, menjaga keamanan masyarakat, mulia sekali.
mulia jika itu sesuai.
* * *
Malam sekitar pukul 12.00 wita di depan salah satu kampus di Makassar, yang di juluki "Kampus Biru" menjadi saksi bisu namun seakan bertanya, apakah dia polisi atau polusi?
Sekolompok mahasiswa dari kampus itu asyik berdiskusi tentang pencapaian hasil dari karyanya yang tentunya akan mewarnai malam yang panjang itu.
namun cerita indah itu harus terampas dengan munculnya beberapa orang yang kata teman saya mereka adalah polisi di perkuat dengan identitas yang mereka kenakan.
singkat cerita.. entah apakah dia benar pengayom atau apa? kami diperintahkan untuk mengikutinya, katanya kami ini menggunakan motor curian. Anehnya kami tidak di gelandang ke kantor polisi. yang ada kami di bawa ke tempat penginapan "Hotel bersengketa di makassar" yang merupakan tempat penjagaan nya. (mereka di tugaskan untuk menjaga area hotel itu, karena sengketa). entah apa maksud mereka?
beruntung senior kami datang membantu kami.
tapi aneh bin ajaib.. salah seorang sahabat kami harus menderita memar di pelipis kirinya diakibatkan karena benturan sepatu laras bapak polusi itu. entah masalahnya apa?
dia polusi atau polisi?
tanpa satu pun alasan jelas dan masalah apa, se enaknya mereka menendang kepala sodara kami.
karena kami hanya meminta surat tugas kenapa kami di tahan?
apakah dia polusi?
apakah dia polisi?
kami miris dengan sebagian pengayom masyarakat kami.
kami akan menuntut mu dengan pasal berlapis.
1. tuduhan palsu
2. kasus pengniayaan.
salam untukmu bapak polusi.
kami tidak ingin anda seenaknya menindas masyarakat. sekalipun mereka tak berpendidikan.
Makassar malam ini.