Disaat orang lain berbondong-bondong ingin menjadi pegawai ataupun kerja dikantoran pada umumnya, tidak dengan pembisnis satu ini. Beliau adalah Bapak Aris Febrianto. Beliau adalah Penjual ikan hias yang berhasil mengembangkan uasahanya hingga saat ini. Selain menjadi penjual ikan hias beliau merupakan Kepala Desa Wajak Lor Boyolangu, Tulungagung.
Ditengah sibuknya beliau menjadi kepala Desa Wajak Lor, beliau berhasil membagi waktunya dengan menjadi penjual ikan hias. Tidak hanya di daerah Tulungagung saja, penjualan ikan hias yang dilakukan beliau sudah berhasil dikirim sampai keluar jawa.
Melanjutkan usaha dari orang tua beliau sekitar tahun 1986. Beliau setelah lulus SMA memilih untuk menjadi penjual ikan hias yakni setelah tahun 2005 hingga saat ini. Alasannya didesa Wajak Lor masyarakatnya banyak yang memilih menjadi petani ikan hias. Tetapi dulu untuk penjualanya belum sebanyak sekarang. Beliau berfikir jika dapat mengembangkan usahanya menjadi penjual ikan hias, maka beliau dapat membantu ekonomi masyarakat sekitar yang membudidaya ikan hias untuk diperjual belikan dan diperkenalkan secara lebih lu as.Â
Untuk ikan hias yang dijual, beliau mengambil bibit ikan hias yang berusia antara 3-4 bulan dari Masyarakat sekitar yang memiliki usaha budidaya ikan hias. Dari bibit ikan hias tersebut, dipindahkan ke kolam yang sudah dibuat khusus untuk berkembangnya ikan hingga diperjual belikan. Bapak Aris ini berhasil memasarkan ikan hias keluar kota, sampai keluar pulau. Untuk keluar kota biasanya beliau sering mengirimkan ikan hiasnya ke kota Surabaya, Probolinggo, Jakarta itu sudah sering. Untuk keluar pulau juga pernah yaitu ke Sumatera Kalimantan.
Selama masa berkembangnya ikan dikolam milik pak Aris, pastinya ada kendala yang dialami beliau yaitu biasanya berada pada bulan Juli, Agustus, September. Dimana ikan resiko rawan mati adanya perubahan musim dari panas ke hujan, biasanya ikan cenderung sakit dan berakibat mati. Pencegahannya bisa dengan mengurangi pemberian porsi makan. Kalau porsi makan yang semakin sedikit ikan bisa lebih kuat. Jika diberi cacing dengan protein tinggi maka ikan akan gampang sakit. Untuk pemberian makannya biasanya sehari bisa 2 sampai 3 kali.
Untuk kolam yang dipakai pak Aris ini sudah mengalami inovasi dari pada kolam yang digunakannya dulu yaitu dengan adanya peningkatan kualitas infrastruktur yang mana dapat mempermudah para petani dan penjual ikan. Seperti dengan adanya inovasi baru jenis kolam yang dipakai sekarang adalah palun. Yaitu memakai system filterisasi, jadi kandungan oksigen lebih bagus airnya juga menjadi lebih jernih. Jika zaman dulu masih menggunakan kolam semen biasa dan tidak ada sirkulasinya. Sehingga hasilnya kurang maksimal.Â
Untuk para pembisnis pastinya memiliki strategi pemberdayaan ikan hias untuk yang diperjual belikan yaitu dengan lebih mengutamakan pada pemilihan induk. Para petani atau penjual ikan hias harus berani melakukan silang antara indukan ikan satu dengan indukan ikan jenis lainnya. Sehingga menghasilkan hasil yang bagus untuk diperjual belikan. Sedangkan untuk pemasaran ikan hias sekarang lebih memanfaatkan aplikasi online melalui media social yang sedang trend saat ini. Dengan memanfaatkan aplikasi seperti Tiktok, Youtube, Facebook, Instagram, membuat para penjual ikan hias, khususnya Bapak Aris sendiri merasakan keuntungan dan penjualan ikan hias secara cepat.
Jenis Ikan hias yang diperjual belikan oleh Pak Aris adalah segala macam jenis ikan hias, mulai dari ikan hias mas koki, Ikan Koi, Ikan Moly, Ikan Siklit, Ikan Guppy, Ikan Golfish, Ikan Oscar, dan masih banyak lagi. Untuk yang paling laku terjual atau yang banyak peminatnya yaitu jenis ikan hias koki tricolor. Yaitu ikan mas koki yang punya 3 warna biasanya yang paling bestseller.
Dengan adanya bisnis ikan hias dan banyaknya petani budidaya ikan hias di Desa Wajak Lor, Pak Aris berharap usaha ini bisa menjadi icon nya desa wajak lor terutama di Tulungagung. Bisa membawa nama harum Tulungagung dan bisa berkembang lagi hingga ditahap Go Internasional.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H