Mohon tunggu...
Jessita Vici
Jessita Vici Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Be Positive and always learn

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Konten "Sad Fishing" dapat merusak personal branding

19 Oktober 2024   16:54 Diperbarui: 19 Oktober 2024   17:09 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sosial media sepertinya tidak lepas dari kehidupan sehari-hari kita. Sosial media menjadi tujuan kita untuk mendapat informasi, hiburan dan juga relasi. Maka, membangun personal branding di sosial media  menjadi hal yang saat ini diperjuangkan oleh banyak orang. Dengan memposting kegemaran dan keahlian diri kita dapat membuka pintu relasi, kesempatan bahkan penghasilan. Namun pernahkah kita melihat postingan yang menceritakan kisah sedih, meluapkan perasaannya atau mungkin menyudutkan seseorang yang dianggap menyakitinya? Dan hal tersebut dilakukan berkali-kali? Perilaku tersebut bisa diidentifikasikan sebagai Sad Fishing.

Apa itu Sad Fishing?

Sad Fishing merupakan tindakan membagikan kesedihan yang dialami yang berkelanjutan tujuannya agar mendapat simpati dan empati dari pendengarnya. Perilaku ini biasanya terjadi pada orang yang tidak punya tempat untuk bercerita, sehingga ia mengunggah ceritanya di media sosial agar mendapat perhatian dan validasi dari lingkungannya.

Apa dampak Sad Fishing bagi personal branding?

Sosial media memiliki keberagaman karakter audiens dalam menanggapi sebuah postingan. Perilaku Sad Fishing yang terus-menerus dapat menghilangkan perasaan empati orang lain pada kita. Terutama bagi mereka yang pernah menolong. Untuk mereka yang belum mempunyai kesempatan untuk menolong akan menimbulkan perasaan bersalah karena tidak mampu menolong. Selain itu tanggapan meremehkan pun juga akan didapatkan bagi mereka pelaku sad fishing. Kemudian setelah itu akan mengundang perilaku cyber bullying yang akan membuat pelaku sad fishing semakin terpuruk. Dari ketiga anggapan tersebut, semuanya bermuara pada hilangnya rasa kepercayaan orang lain pada pelaku sad fishing dan juga dapat merusak citra atau personal branding yang sudah kita bangun. Tentu saja hal tersebut dapat menghilangkan kesempatan -- kesempatan yang akan membawa kita ke level yang lebih tinggi.

Pentingnya kita untuk mengelola emosi kita. Think before click. Jangan jadikan sosial media sebagai psikolog kita. Alihkan emosi negatif kita pada hal-hal positif. Jangan sampai luapan emosi sesaat yang kita posting dapat merusak personal branding yang selama ini kita bangun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun