Mohon tunggu...
Jessika Ananda
Jessika Ananda Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Saya seorang Mahasiswa Universitas Teuku Umar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Body Shaming is Not a Joke

28 Mei 2024   19:00 Diperbarui: 28 Mei 2024   19:07 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Body Shaming is Not a Joke

(Mempermalukan Tubuh Bukanlah Sebuah Lelucon)

                    Oleh: Jessika Ananda

Body shaming adalah suatu bentuk perbuatan mengomentari atau mengkritik fisik diri sendiri maupun orang lain dengan cara atau makna yang negatif. Tindakan ini misalnya mengatakan kalau fisik seseorang terlalu kurus, pendek, gemuk, tinggi, atau berkulit hitam.

Sebenarnya, body shaming tak ubahnya seperti kamu melakukan tindakan bullying atau perundungan dalam bentuk verbal. Tidak hanya membuat seseorang mengalami penurunan rasa percaya diri, perbuatan ini juga bisa membuat korban merasa malu dan menarik diri karena bentuk fisik mereka. 

Studi berjudul The Relationship between Body Shame, Harga Diri, and Depression pada 2017 mengungkap, tindakan mempermalukan diri sendiri secara fisik karena dipicu rasa malu. Hal ini akibat seseorang tidak dapat menghargai penampilannya sendiri, hingga muncul pandangan buruk terhadap diri sendiri.

Padahal, kepuasan penampilan tubuh dapat meningkatkan harga diri serta kualitas hidup. Ketidakpuasan terhadap citra tubuh sering kali menyasar usia yang lebih muda, terutama wanita. Tekanan untuk memenuhi citra bentuk tubuh ideal kemungkinan lebih banyak dialami oleh wanita.

Tindakan body shaming dapat membuat seseorang depresi, yang tentunya memengaruhi tingkat depresi wanita. Body shaming menyebabkan rasa malu terhadap bentuk tubuh begitu tinggi sehingga depresi pun meningkat. Rasa malu terhadap tubuh yang lebih besar berujung pada menurunnya harga diri wanita, lebih rendah. Akibatnya, depresi meningkat.

Citra tubuh negatif meliputi perasaan malu, cemas, atau kesadaran diri terhadap bentuk tubuh serta persepsi yang menyimpang dari penampilan fisik. Perempuan lebih cenderung memiliki citra tubuh yang negatif daripada lelaki karena sepanjang hidup mereka kerap diberi pesan bahwa tubuh dan penampilan adalah hal terpenting dalam diri mereka. Melalui media dan iklan, perempuan melihat kecantikan ideal yang palsu.

Dengan semakin lazimnya fitur filter wajah di media sosial, orang-orang terus-menerus melihat gambar-gambar ini. Standar kecantikan ini biasanya tidak dapat dicapai alias tidak realistis, dan beberapa mungkin beralih ke prosedur bedah kosmetik yang mahal seperti injeksi botox, filler atau operasi plastik demi memiliki penampilan seperti yang digambarkan oleh media.  Hal ini dapat menyebabkan citra tubuh yang buruk, yang dapat memicu gangguan makan, pikiran untuk bunuh diri, kecemasan, rasa malu, gangguan makan, kebencian pada diri sendiri, depresi, dan rendah diri. Semua ini sangat berbahaya bagi kesehatan mental.

Ada beberapa cara untuk mengembangkan citra tubuh yang positif, yaitu:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun