Monkeypox merupakan sebuah endemis yang asalnya dari Afrika yaitu penyakit menular yang disebabkan oleh virus monkeypox (juga dikenal sebagai virus MPX). Virus MPX pertama kali ditemukan pada tahun 1958 dan diketahui menginfeksi sekelompok monyet jenis Macaca Cynomolgus. Ketika terjadi wabah penyakit seperti cacar pada sekelompok monyet yang dipelihara untuk penelitian. Gejala yang ditimbulkan berupa berupa benjolan di kulit wajah dan tubuh demam, sakit kepala, pembengkakan kelenjar getah bening dan lesi kulit dapat menyebabkan nyeri hebat. Menurut WHO, sekitar 3-6% kasus dapat berakibat fatal. Sayangnya, data kematian berdasarkan kasus di Afrika sebelum tahun 2022 tidak memiliki data yang terlalu representatif. Virus cacar monyet dapat sembuh sendiri tanpa mendapatkan penanganan khusus (Meirani S, 2022).
         Penularan penyakit monkeypox ini diyakini berasal dari kontak dengan hewan yang terinfeksi dan mamakan daging yang dimasak secara tidak benar. Dalam waktu ini, belum ada pengobatan khusus yang terbukti dapat mengobati infeksi monkeypox. Seperti penyakit virus lainnya, terapi cacar monyet adalah terapi suportif simtomatik. Tekovirimat antivirus atau TPOXX dikembangkan oleh Badan Obat Eropa (EMA) sebagai terapi cacar monyet pada tahun 2022 berdasarkan penelitian pada hewan dan manusia. Obat ini belum dipasarkan secara bebas. Selain itu, antivirus seperti cidofovir dan brincidofovir telah terbukti efektif terhadap orthopoxvirus dalam penelitian in-vitro dan hewan. Efektivitas obat ini terhadap cacar monyet pada manusia tidak diketahui. Namun, ada juga tindakan pencegahan yang dapat diambil untuk mencegah terjadinya wabah. Misalnya, vaksin yang digunakan selama program pemberantasan cacar (smallpox) melindungi dari monkeypox. Berdasarkan beberapa penelitian observasional, vaksin cacar memiliki efektivitas 85% untuk mencegah monkeypox. Selain itu, menerima vaksin ini akan menghasilkan gejala yang lebih ringan.
      Dalam merealisasikan segala tindakan pencegahan melalui vaksin ataupun apa pun tentunya perlu adanya kepercayaan masyarakat terhadap pihak pemerintah dan tenaga medis. Perlunya komunikasi yang baik dalam menyampaikan segala kebijakan yang dibuat dan praktik dalam mengayomi kepecercayaan masyarakat. Praktik yang dilakukan oleh aktor sekuritisasi dengan goals untuk menghilangkan keresahan serta ancaman yang terjadi di masyarakat. Dengan mengeluarkan kebijakan merupakan salah satu aksi pemerintah terhadap masyarakt. Hal ini dilakukan speech act sebagai cara untuk memberi label pada isu darurat. Segala daya dan upaya yang harus melibatkan kekuatan negara.
      Namun tetap perlu diperhatikan dalam aksi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam meminimalisir ancaman penyebaran monkeypox. Dalam hal ini, pemerintah terus berusaha melakukan langkah-langkah preventif. Dengan adanya sosialisasi penyuluhan dan vaksinasi, pemerintah juga menyiapkan Reagen RT PCR untuk melakukan deteteksi pada gejala monkeypox dan yang ketiga adalah melakukan pengamatan laboratorium. Berhubungan dengan sosialisasi dan vaksinasi, pemerintah Indonesia melakukannya dengan memberikan himbauan via media sosial. Selain itu, pemerintah juga bekerjasama dengan komunitas pecinta sesama jenis sebagai target kelompok yang paling rentan terhadap penyebaran virus ini.
      Keberadaan adanya monkeypox (MXP) sebagai wabah global pada faktanya tidak  dapat dipisahkan  dari  bangsa  Indonesia sebagai bagian didalam masyarakat dunia. Walaupun angka penularan  yang terjadi di Indonesia rendah, namun resiko penyebarannya tidak dapat dianggap enteng. Pencegahan dan penanganan yang dilakukan pemerintah Indonesia dapat dianggap telah berhasil. Hal ini dibuktikan dengan adanya tindakan prefentif serta dilakukannya sosialisasi penyuluhan dan beberapa tindakan lainnya. Hal ini harus selalu diterapkan untuk tetap mewujukan Indonesia sehat.
KATA KUNCI: Monkeypox, Pemerintah, Virus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H