Mohon tunggu...
Jessie M
Jessie M Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis hantu yang menampakan diri

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. -Pramoedya Ananta Toer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Klub Literasi Sekolah, Kuatkan Literasi Lewat Kampus Merdeka Saat Pandemi

24 September 2021   06:52 Diperbarui: 24 September 2021   09:40 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan Indonesia (FPBS UPI) bersama dengan southeast Asian Ministers of Education Organization, Quality Improvement of Teachers and Education Personnel (SEAMEO QITEP) in Language (SEAQIL) menandatangani kerjasama dalam mendukung kegiatan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM). Kegiatan SEAQIL ini membuka kesempatan bagi mahasiswa FPBS UPI untuk mendapatkan pengalaman dalam kegiatan 'Klub Literasi Sekolah' yang ditunjukan untuk menaikan tingkat literasi siswa di Indonesia lewat pendampingan dari mahasiswa bahasa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. 

Program klub literasi sekolah ini berlangsung sejak 18 Februari hingga 18 Juni 2021, yang diawali dengan seleksi pada Februari 2021 lalu dilanjutkan dengan pelatihan untuk mahasiswa pendamping (Training of trainers) yang dimulai sejak 8 Februari sampai dengan 16 Februari 2021 selama 32 Jam, dalam pelatihan yang diberikan SEAQIL ini mahasiswa diberikan orientasi mengenai sinergi merdeka belajar kampus merdeka dalam program KLS, Orientasi mengenai posisi literasi Indonesia, cara menjadi fasilitator literasi di sekolah, cara menulis dan bercerita, tugas mandiri, kelas peminatan yang dibagi menjadi tiga yaitu karya sastra, jurnalistik dan drama, tugas mandiri sesuai dengan peminatan, lalu diskusi tugas akhir dan refleksi dari kegiatan, dimana mahasiswa diberikan kiat-kiat guna membantu pengajaran serta membuat literasi menjadi hal yang menarik dan menyenangkan bagi siswa-siswa yang akan berliterasi bersama guru dan mahasiswa pendamping selain itu kegiatan pelatihan ini juga mendatangkan narasumber yang kompeten dalam bidangnya sehingga mahasiswa pendamping dapat mendapatkan pengetahuan yang jauh lebih luas lagi.

Setelah mendapatkan pelatihan mahasiswa pendamping dipecah menjadi kelompok-kelompok dimana pembagian ini disesuaikan dengan fokus dari bidang literasi yang hendak di capai oleh SEAQIL yaitu karya sastra, jurnalistik, dan drama dimana siswa diminta untuk melakukan literasi baca dan literasi tulis sesuai dengan peminatan yang dapat dipilih siswa sesuai dengan minat dan keinginan dari siswa. Sebagai tindak lanjut dari kegiatan KLS ini juga siswa diminta untuk menuliskan karya sesuai dengan peminatan KLS yang dipilih sebagai bentuk nyata dari literasi tulis siswa dan proses pendampingan mahasiswa pendamping KLS selama 16 kali pertemuan synchronous dan siswa dapat meminta jam tambahan serta konsultasi pribadi kepada mahasiswa pendamping KLS, di adakan juga beberapa webinar yang mendukung kegiatan KLS yang diselenggarakan oleh SEAQIL sendiri.

Dua mahasiswa dari prodi Bahasa dan Sastra Indonesia UPI yang turut ikut serta menjadi mahasiswa pendamping dalam kegiatan KLS yaitu Jessie Mulyanie yang mendampingi siswa di SMKN 2 Medan dalam peminatan karya sastra dan Rifna Merisha yang mendampingi siswa di SMKN 1 Koto Baru. Pada penampingan peminatan karya sastra yang didampingi oleh Jessie Mulyanie sendiri, Mahasiswa pendamping sendiri memfasilitasi pertemuan, konsultasi, serta bahan bacaan yang dibahas setiap pertemuan synchronus maupun dibahas melalui percakapan whatsapp. 

"Kegiatan ini menambah pengalaman saya dalam mengajar, memberikan pemahaman, dan pengetahuan literasi kepada siswa bahwa betapa pentingnya berliterasi. Saya paham ternyata di luar sana masih banyak siswa yang tidak memiliki minat membaca maupun membuat karya karena kurangnya informasi dan motivasi. Sebagai mahasiswa pendamping, khususnya peminatan karya sastra membuka mata saya bahwa mendampingi siswa cara berliterasi dan cara berkarya merupakan salah satu jalan yang saya rasa paling baik" Kata Jessie Mulyanie.

Di sisi mahasiswa sendiri kegiatan KLS ini sangat membantu guna meningkatkan kemampuan 4C (Critical thinking, Creativity, Collaboration, and Communication), pengalaman pembimbingan literasi, penulisan laporan, serta kolaborasi dengan banyak universitas, serta guru pendamping dalam mengajarkan dan mengembangkan literasi di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun