"Bayangkan sebuah dunia di mana pelaku UMKM tidak lagi pusing dengan beragam aplikasi pembayaran, tidak lagi khawatir kehilangan uang tunai, dan mampu menjangkau konsumen hingga pelosok negeri hanya dengan satu kode QR. Dengan QRIS, mimpi itu dapat menjadi nyata!"
Dalam konferensi pers rangkaian acara Festival Ekonomi Keuangan Digital (FEKDI) di Jakarta pada hari Sabtu (8/11/24) Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia, Anastuty Kusumowardhani, mengungkapkan bahwa lebih dari 30 juta pedagang kini telah memanfaatkan QRIS, dengan hampir 95% di antaranya berasal dari sektor UMKM. QRIS sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Bank Indonesia pada 17 Agustus 2019.
Perkembangan teknologi di era ekonomi digital membuka peluang besar bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk tumbuh dan berkembang. Salah satu inovasi teknologi yang semakin menarik perhatian adalah QR Code Indonesian Standard atau QRIS, sebuah standar pembayaran digital yang dirancang oleh Bank Indonesia. QRIS berperan penting dalam memudahkan proses transaksi dan membuka akses lebih luas bagi para pelaku UMKM di seluruh Indonesia. Sebagai metode pembayaran yang praktis, aman, dan terjangkau, QRIS berpotensi meningkatkan efisiensi dan jangkauan UMKM di berbagai sektor.Â
Pada 2024, penggunaan QRIS di Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang signifikan, mencerminkan kemajuan teknologi dalam memfasilitasi transaksi digital bagi UMKM. Berdasarkan data terbaru dari Bank Indonesia, jumlah pengguna QRIS diperkirakan telah mencapai lebih dari 40 juta orang, dengan rata-rata lebih dari 5 juta transaksi harian di berbagai sektor, termasuk ritel, kafe, restoran, dan layanan transportasi. Volume transaksi melalui QRIS diproyeksikan mencapai Rp 300 triliun, hampir dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Pencapaian ini didorong oleh adopsi QRIS yang pesat di kalangan UMKM, terutama di kota-kota besar, di mana lebih dari 80% UMKM telah memanfaatkan QRIS sebagai metode pembayaran utama. Dukungan pemerintah dan program edukasi turut memainkan peran penting dalam memperluas jangkauan QRIS, menjadikannya solusi yang efektif dan efisien bagi UMKM untuk menjawab tantangan transaksi digital di era ekonomi modern.
QRIS hadir sebagai solusi yang menjawab kebutuhan pembayaran digital yang mudah dan seragam. Sebelum adanya QRIS, pelaku usaha sering kali harus memiliki berbagai aplikasi pembayaran yang berbeda-beda, tergantung platform yang digunakan pelanggan. Hal ini tentu menyulitkan, baik dari sisi manajemen keuangan maupun operasional harian. Dengan QRIS, pelaku UMKM cukup memiliki satu QR code yang dapat digunakan oleh berbagai aplikasi pembayaran digital di Indonesia, mulai dari dompet digital hingga mobile banking. Hal ini tidak hanya praktis, tetapi juga memberikan kemudahan bagi konsumen yang ingin bertransaksi menggunakan aplikasi yang mereka miliki.
Penggunaan QRIS sebagai alat pembayaran digital memberikan banyak keuntungan bagi pelaku UMKM. Salah satu keuntungan yang paling signifikan adalah efisiensi dalam transaksi. Tanpa memerlukan uang tunai atau kembalian, transaksi bisa berjalan lebih cepat dan efisien. Selain itu, QRIS memiliki biaya administrasi yang relatif rendah dibandingkan dengan metode pembayaran tradisional lainnya, sehingga UMKM dapat meminimalkan biaya operasionalnya. Biaya transaksi yang rendah ini tentu sangat menguntungkan bagi UMKM, yang seringkali memiliki keterbatasan modal. Selain itu, penerapan QRIS juga memungkinkan UMKM untuk mengurangi risiko kehilangan uang tunai, karena semua transaksi dicatat secara digital.
"QRIS sangat memudahkan kami dalam melakukan transaksi dengan pelanggan, khususnya bagi pengguna dompet digital." ujar Dadang selaku pemilik kedai pecel lele di Jakarta
Di era digital, UMKM dihadapkan pada tantangan untuk bisa menjangkau konsumen yang lebih luas, terutama generasi muda yang terbiasa dengan transaksi digital. QRIS memungkinkan pelaku usaha untuk melakukan transaksi tanpa batasan geografis, selama memiliki akses internet. Selain itu, dengan semakin populernya pembayaran digital di kalangan masyarakat, terutama di kalangan generasi milenial dan Gen Z, QRIS memberikan kesempatan bagi UMKM untuk menarik konsumen baru yang lebih memilih pembayaran digital daripada uang tunai. Inovasi ini pun relevan dengan gaya hidup masyarakat modern yang mengutamakan kemudahan dan kecepatan dalam bertransaksi.
Salah satu aspek penting dalam transaksi digital adalah keamanan. QRIS, yang dikembangkan dengan standar keamanan tinggi dari Bank Indonesia, memastikan bahwa setiap transaksi terlindungi dari risiko kebocoran data atau penyalahgunaan. Bagi konsumen, jaminan keamanan ini menjadi daya tarik untuk memilih pembayaran digital dibandingkan tunai. Di sisi lain, bagi UMKM, keamanan transaksi yang disediakan QRIS memungkinkan mereka menjalankan bisnis dengan lebih tenang dan terhindar dari risiko yang terkait dengan transaksi tunai, seperti pencurian atau uang palsu.
Selain memberikan kemudahan dan keamanan, QRIS juga memiliki peran besar dalam mendorong inklusi keuangan di Indonesia. Dengan memudahkan akses pembayaran digital bagi UMKM di berbagai wilayah, termasuk di pelosok, QRIS membantu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam ekonomi formal. Di samping itu, data yang tercatat dari setiap transaksi QRIS dapat digunakan oleh lembaga keuangan sebagai rekam jejak keuangan bagi pelaku UMKM, yang nantinya bisa menjadi pertimbangan untuk mendapatkan pinjaman modal usaha. Inklusi keuangan ini akan berdampak langsung pada pertumbuhan UMKM yang lebih berkelanjutan dan pada akhirnya mendukung perekonomian nasional.
Di era ekonomi digital, inovasi teknologi seperti QRIS menjadi kunci penting untuk mendorong pertumbuhan kewirausahaan dan UMKM. Sebagai metode pembayaran yang efektif, efisien, aman, dan inklusif, QRIS memberikan banyak manfaat bagi para pelaku UMKM dalam meningkatkan daya saing dan memperluas jangkauan pasar mereka. Dengan dukungan teknologi ini, UMKM Indonesia tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga tumbuh pesat dalam menghadapi persaingan di era digital. Kehadiran QRIS merupakan langkah strategis yang diharapkan dapat memperkuat ekosistem digital dan membangun ekonomi yang lebih inklusif di masa depan.