Mohon tunggu...
jessicaputriariwardani
jessicaputriariwardani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa dari Universitas Pamulang, Fakultas Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Hubungan Tanpa Status di Kalangan Remaja: Tren atau Pelarian?

20 November 2024   08:54 Diperbarui: 20 November 2024   09:09 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fenomena hubungan tanpa status (HTS) saat ini sedang banyak dijalani oleh remaja. Dalam HTS, dua orang bisa sangat dekat secara emosional, sering berkomunikasi, bahkan melakukan hal-hal yang mirip dengan pacaran, tapi tanpa menyebut diri mereka sebagai pasangan resmi. Tidak ada label, komitmen, atau batasan yang jelas dalam hubungan ini.

Ada beberapa alasan mengapa HTS banyak diminati oleh remaja: Salah satu alasan utama remaja memilih HTS adalah fleksibilitasnya. Tanpa komitmen, mereka merasa lebih bebas untuk fokus pada hal lain seperti pendidikan, karier, atau mengembangkan diri. Namun, alasan lainnya adalah ketakutan terhadap hubungan yang lebih serius. 

HTS sering dianggap solusi bagi mereka yang ingin menjalani hubungan tanpa merasa terikat. Hubungan ini memberikan kebebasan dan ruang untuk tetap fokus pada prioritas lain. Namun, HTS juga memiliki sisi negatif. Ketika salah satu pihak menginginkan hubungan lebih serius, bisa muncul konflik atau rasa kecewa.

Fenomena HTS ini tidak sepenuhnya buruk, tapi remaja perlu memastikan bahwa hubungan seperti ini didasari komunikasi yang jelas dan saling pengertian. Tanpa itu, hubungan bisa berakhir dengan kebingungan dan luka emosional.

Pada akhirnya, apakah HTS hanya sekadar tren atau pelarian dari hubungan serius, jawabannya bergantung pada bagaimana masing-masing individu menjalani dan memaknainya. Yang terpenting adalah memahami kebutuhan diri sendiri dan orang lain dalam hubungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun