Di tepi danau biru,
Duduk termenung seorang gadis di bangku kayu yang hampir lapuk termakan usia.
Seringkali aku melihatnya, terutama di setiap senja menyongsong.
Sosoknya diterangi cahaya lampu yang ada di sebelah bangku kayu.
Rambut hitamnya tergerai, dengan hiasan bandana berpita merah muda. Cantik.
Balutan baju terusan berwarna putih yang dikenakannya memperlihatkan lekuk tubuhnya yang semampai.
Namun, matanya menyiratkan ratapan kesedihan. Begitu sendu.
Terlihat jelas tersimpan beribu – ribu rahasia di sana.
Mata cokelat tua miliknya mulai terlihat berkaca – kaca. Pandangannya nanar.
Lalu, ia menengadahkan wajahnya ke atas langit. Merapatkan kedua tangannya.
Gerakan bibirnya menunjukkan bahwa ia tengah berbisik, mengucapkan sesuatu.