Mohon tunggu...
Jessica Mertavia Agansi
Jessica Mertavia Agansi Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

HII.. SWCU19

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tomat, Komoditas Alternatif untuk Meningkatkan Pendapatan Petani

22 September 2019   09:41 Diperbarui: 22 September 2019   10:01 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Bisnistempo.co

Buah tomat adalah komoditas yang multiguna, berfungsi sebagai sayuran, bumbu, masak, buah meja, penambah nafsu makan, minuman, bahan pewarna makanan, sampai kepada bahan kosmetik dan obat-obatan. Karena itu tidaklah mengherankan kalau komoditas tomat terus berkembang di arena pertanian dan perdagangan internasional.

Dari data yang ada produksi tomat tertinggi dicapai oleh negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa. Bila dibandingkan hasil tomat per hektar di daerah sub tropis lebih tinggi daripada daerah tropis.

Indonesia sendiri dalam hal rata-rata produksi tomat secara nasional tidak kalah dari negara lain di Asia, yaitu menduduki tempat ketiga setelah India dan Filipina, diatas Malaysia dan Thailand.

Sedangkan luas penanamannya sendiri berkembang cukup pesat,dari tahun 1980-1992 mencapai dua kalinya, walaupun diantara sayuran yang ditanam di Indonesia tomat menduduki urutan kedelapan dalam luas areal dari 18 jenis sayuran yang ada di Indonesia. 

Hasil produksi tomat per hektar di Indonesia secara nasional belum banyak berubah. Hasil tomat dipulau Jawa adalah paling tinggi dibandingkan hasil tomat di pulau lain terutama di daerah dataran tinggi.

Sesuai dengan kegunaannya, tomat dibutuhkan di banyak negara untuk makanan segar atau hasil industri. Di dalam negri sendiri secara umum konsumsi sayuran di daerah perkotaan relatif berbeda dengan konsumsi di daerah pedesaan. 

Tomat yang termasuk dalam kelompok sayuran mempunyai tingkat komersial tinggi dan lebih banyak dikonsumsi di daerah perkotaan. Sayuran yang dikonsumsi di daerah perkotaan umumnya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini sejalan dengan pertambahan pendapatan,perkembangan kota dan kesadaran akan gizi masyarakat.

Melalui beberapa pengumpulan data dan pengamatan yang dilakukan di berbagai sentra produksi tomat, ternyata komoditas ini kalau ditangani dengan baik cukup menjanjikan untuk meningkatkan pendapatan petani. 

Dari 18 jenis tanaman sayuran yang diusahakan di daerah Jawa Tengah(Bawang merah,bawang putih, ketimun, kacang panjang, kentang, kubis, tomat, wortel, cabai, terong, petsai, bawang daun, buncis, kacang merah, lobak, kangkung, bayaam dan labu siam) hanya tomat yang sudah diprediksi masih tetap mengalami kekurangan produksi. 

Seemenara jenis sayuran lainnya pada akhir pelita yang bersangkutan sudah diperkirakan bahwa produksi yang dihasilkan dapat melebihi kebutuhan yang diperlukan. Hal ni memberikan peluang bahwa pangsa pasar domestik untuk tomat masih terbuka.

Tomat sebagai komoditas sayuran mempunyai peran ganda,yaitu selain sebagai sumber gizi dan bahan baku industri, juga dapat meningkatkan pendapatan dibandingkan komoditas pangan lainnya. Hasil analisa usahatani sayuran yang dilakukan di Sumatera Barat memperjelas hal ini. 

Tercatat bahwa gambaran usahatani lombok (cabai),bawang merah,bawang putih,tomat,kubis,kentang,mentimun semuanya menguntungkan.Usahatani yang paling menguntungkan adalah cabai dan pada urutan terakhir adalah bawnag putih,sedangkan tomat pada urutan keempat.

Hal yang sama diperlihatkan hasil analisa usahatani yang dilakukan Sulawesi selatan. Dari lima komoditas sayuran utama yang diusahakan di Sulawesi Selatan,tomat menduduki urutan kedua dalam hal besarnya pendapatan bersih.

Sebenarnya rata-rata produksi tomat yang berkisar antara 3-6 ton/ha(rata-rata nasional) atau lebih dari 7 ton/ha( di pulau Jawa) ini masih dapat ditingkatkan dengan ditemukannya varietas-varietas unggul buru yang berproduksi tinggi, tahan hama-penyakit dan cekaman lingkungan serta teknologi budidaya yang lebih efisien. Potensi produksi tomat yang dihasilkan dari penelitian dapat mencapai 25 ton/ha. Hasil sekitar ini sudah sering dicapai oelh petani-petani maju di Jawa Barat.

Hal ini menggambarkan bahwa komoditas tomat masih diperlukan untuk memenuhi kebutuhan domestik ataupun subtitusi impor. Usahatani tomat sudah terbukti dapat memberikan keuntungan yang dengan jelas memberikan pendapatan bersih yang tidak kalah dari jenis sayuran unggulan seperti cabai dan bawang merah. 

Potensi hasil tomat masih dapat ditingkatkan mendekati potensi produksinya yang tidak kalah dari hasil tomat yang diperoleh di negara maju. Komoditas tomat yang beradaptasi luas dari mulai datarn rendah ke dataran tinggi berpotensi untuk dikembangkan di daerah-daerah yang belum produktif. Dataran rendah yang tersebar luas di berbagai tempat di Indonesia dapat ditata untuk usaha tani tomat sesuai dengan kondisi dan lingkungan sumberdaya alam yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun