Mohon tunggu...
Cecilia Eufrasia Jessica
Cecilia Eufrasia Jessica Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Saya senang mempelajari hal-hal baru untuk menambah wawasan dan pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Si Doel Anak Betawi yang Menjadi Salah Satu Tonggak Film Adaptasi Novel di Indonesia

16 September 2023   13:21 Diperbarui: 16 September 2023   13:31 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Poster Film Si Doel Anak BetawiSumber: IMDB.com 

Siapa yang tidak mengenal film Si Doel Anak Betawi yang merupakan film drama keluarga, sebuah film yang diadaptasi dari sebuah novel karangan Aman Datuk Madjoindo yang hingga kini masih disiarkan pada kanal televisi di Indonesia.

Film seperti yang disampaikan pada Buku Ajar Filmologi Kajian Film (2022), merupakan gambar bergerak atau motion pictures yang memberikan sebuah narasi atau cerita untuk berkomunikasi kepada khalayak.

Jenis film memiliki tiga kategori utama yaitu film fitur, film dokumenter, dan film animasi. Pada film Si Doel Anak Betawi, film ini termasuk dalam kategori jenis film yang pertama yaitu film fitur. Film fitur ini adalah film yang paling banyak diproduksi dan ditonton oleh khalayak karena film bertujuan sebagai sebuah hiburan, selain itu film fitur merupakan karya fiksi dengan narasi yang bisa bersumber asli dari penulis naskah, adaptasi novel, cerita fabel atau cerita rakyat, dan kisah nyata yang dimodifikasi.

Meskipun film Si Doel Anak Betawi telah diproduksi sejak tahun 1972, tetapi eksistensi film tersebut masih dapat dirasakan hingga sekarang dengan masih ditayangkannya pada pertelevisian di Indonesia, bahkan terdapat series kisah Si Doel yang telah ditayangkan sejak 27 Desember 2022 pada saluran televisi RCTI.

Setelah kesuksesan film Si Doel Anak Betawi, sutradara Sjuman Djaja membuat film lanjutan dengan judul Si Doel Anak Modern pada tahun 1976. Sutradara Sjuman Djaja tidak hanya menjadi sutradara tetapi juga sebagai penulis dalam film tersebut. Film Si Doel semakin sukses dan berkembang pada perfilman di Indonesia yang menghadirkan juga series film Si Doel Anak Sekolahan (1994) yang tayang di stasiun TV RCTI dan mendapatkan banyak penggemar oleh masyarakat. Selain munculnya series kisah Si Doel, pada tahun 2018 Si Doel The Movie ditayangkan pada layar lebar di Indonesia hingga memproduksi tiga film dan berakhir dengan judul film Akhir Kisah Cinta Si Doel pada tahun 2020.

Film Si Doel adalah sebuah tonggak awal dalam perfilman adaptasi novel di Indonesia, karena setelah berkembangnya film Si Doel di Indonesia berbagai karya novel banyak diangkat oleh para sutradara di Indonesia seperti film Bunga Roos dari Tjikembang (1975) yang berhasil menjadi film terlaris keempat di Indonesia dengan penonton sebanyak 117.806 pada waktu itu, kemudian terdapat film Karmila (1975) yang berhasil menembus dan bertahan lama di bioskop, terdapat Gita Cinta dari SMA (1979) yang bahkan memiliki versi terbarunya yang keluar di tahun 2023 yang tayang di Netflix.

Pada tahun 2000-an film adaptasi novel semakin dibanjiri dan disenangi oleh masyarakat seperti Eiffel I'm in Love (2003) yang memiliki lanjutan film hingga Eiffel I'm in Love 2, Ayat-Ayat Cinta (2008) yang menjadi salah satu film adaptasi terlaris di Indonesia hingga saat ini yang di sutradarai oleh Hanung Bramantyo, Laskar Pelangi (2008), dan masih banyak karya novel yang diangkat ke layar lebar hingga sekarang di Indonesia.

Dilansir dari CNN Indonesia.com, menurut buku Benyamin S: Muka Kampung Rezeki Kota (2005) karangan Ludhy Cahyana dan Muhlis Suhaeri, sinetron Si Doel Anak Sekolahan (1994) terinspirasi oleh Si Doel Anak Betawi. Hal ini tentu saja memiliki beberapa faktor yang ada.

Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Ardianto (2016) sebuah karya sastra yang diadaptasi ke dalam film biasanya adalah karya-karya sastra yang telah populer di kalangan masyarakat. Selain karena ceritanya sudah dikenal oleh masyarakat, karya sastra ini sudah memiliki kelompok penikmat atau pembaca fanatik sehingga ketika karya novel tersebut dijadikan film adaptasi maka dengan mudah dapat menarik perhatian penonton, karena para pembaca yang telah membaca karya sastra itu hendak menkonfirmasi imajinasinya dengan visualisasi yang dihadirkan dalam bentuk film. Oleh karena itu pada film adaptasi dari karya novel alur, konflik, resolusi, dan dialog sesuai dengan novel meskipun adanya improvisasi dan penambahan sedikit pada film.

Selain karena karya novel itu sendiri, elemen dalam film juga berkontribusi dalam keberhasilan film Si Doel. Pemilihan aktor Rano Karno dalam memerankan si Doel sangat tepat untuk menjadi aktor yang menceritakan tokoh yang sesuai dengan alur, ekspresi, nada, intonasi sehingga ketika masyarakat membahas Si Doel akan langsung mengingat Rano Karno yang memerankan karena telah melekat. Sebagai sutradara, Sjuman Djaya berhasil menghadirkan latar dan sinematografi dalam menampilkan "betawi" seperti yang ada dalam novel. Pada bagian editing juga tidak bisa dianggap remeh karena permainan lagu , efek gambar, efek suara untuk menciptakan latar belakang suasana juga mempengaruhi bagaimana film tersebut berjalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun