Matahari sudah memanggil diriku. Ayam sudah berkokok sementara mataku masih terpejam. Teriakan ibu membangunkan tidur nyenyakku.Â
"Naomi! Bangun!! Sudah jam berapa ini?!!"Â
"5 menit lagi, Bu. Aku sangat lelah," jawabku seraya mengubah posisi tidurku.
"Tidak bisa, sayang. Ini sudah jam 06.20, kamu harus siap-siap dulu," sahut ibuku seraya mengoleskan mentega di roti tawar untuk dijadikan sebagai bekalku.Â
Rasanya masih sangat berat untuk membuka mataku. Ibuku terus memanggil namaku sehingga aku segera beranjak dari tempat tidurku dan berjalan menuju ke kamar mandi untuk bersiap-siap. Kemudian aku mengenakan pakaianku dan berjalan ke arah ibu.
"Nah, begitu dong. Naomi jadi makin cantik deh kalau sudah siap. He he he," canda ibu seraya mengelus kepalaku.Â
Aku tersenyum kecil. "Bu, aku berangkat dulu ya," kataku sambil mencium tangan ibuku. "Belajar yang serius ya, Nak. Semangat!" kata ibu seraya tersenyum padaku.Â
Aku berjalan ke sekolah yang jaraknya sekitar 1 kilometer dari rumahku. Aku melihat jam telah menunjukkan pukul 06.50 yang artinya 10 menit lagi bel sekolah akan berbunyi. Aku segera berlari dan berharap aku tidak terlambat.Â
Saat hampir sampai di sekolah, aku melihat jam sudah menunjukkan pukul 07.10 yang berarti aku sudah terlambat. Aku berlari cepat dan melihat pintu gerbang sekolah telah ditutup.Â
"Pak Aman, boleh tolong buka pintunya tidak? Kalau saya terlambat lagi pasti saya disuruh pulang sama Bu Ratna," pinta Naomi sambil sedikit meringis.
Saat Pak Aman sedang membukakan pintu gerbang sekolah, Bu Ratna datang.Â