Mohon tunggu...
Jessica Ayu Aprilia
Jessica Ayu Aprilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ancaman yang Tak Kunjung Padam

24 November 2024   20:10 Diperbarui: 24 November 2024   20:12 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Indonesia, dengan beragam suku, agama, ras, dan golongan (SARA), selalu menghadapi tantangan dalam menjaga persatuan dan kesatuannya. Tantangan ini muncul dalam berbagai bentuk, baik yang terlihat jelas maupun tersembunyi, dan terus berkembang seiring waktu. Memahami penyebab dan cara kerja pihak-pihak yang ingin memecah belah sangat penting untuk menjaga keutuhan NKRI.

Salah satu ancaman yang paling nyata adalah radikalisme dan terorisme. Kelompok ekstremis dengan ideologi sempit sering memanfaatkan perbedaan SARA untuk memicu konflik dan kekerasan. Mereka menyebarkan propaganda lewat berbagai media, baik online maupun offline, untuk mencari anggota baru dan membenarkan aksi teror mereka. Meski serangan terorisme jarang terjadi, dampaknya bisa membuat masyarakat trauma dan merasa tidak aman. Karena itu, penting untuk melakukan deradikalisasi dan pencegahan terorisme agar ancaman ini bisa diatasi.

Selain itu, politik identitas juga sering digunakan untuk memecah belah persatuan. Para elit politik kadang memanfaatkan isu keagamaan, suku, atau daerah untuk mendapatkan dukungan. Pernyataan yang provokatif dan diskriminatif, meskipun terdengar seolah-olah baik, bisa memicu perpecahan dan membuat masyarakat terbelah. Situasi ini semakin buruk dengan penyebaran hoaks dan ujaran kebencian di media sosial. Karena itu, pendidikan politik yang kritis dan kemampuan literasi digital sangat penting untuk mencegah masyarakat terjebak dalam manipulasi politik identitas.

Kesenjangan ekonomi dan sosial juga bisa dimanfaatkan untuk memecah belah masyarakat. Ketimpangan antara kelompok kaya dan miskin, serta akses yang tidak merata ke pendidikan dan layanan kesehatan, bisa menimbulkan rasa kecewa dan tidak puas di kalangan masyarakat. Situasi ini sering dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk memicu konflik dan perpecahan. Oleh karena itu, pembangunan ekonomi yang merata dan inklusif penting untuk mengurangi kesenjangan dan memperkuat persatuan.

Penyebaran hoaks dan ujaran kebencian di media sosial semakin menjadi ancaman serius. Informasi palsu dan provokatif yang cepat menyebar bisa memicu emosi dan bahkan kekerasan. Kecepatan penyebaran di dunia digital membuat hoaks sulit dikendalikan. Karena itu, kemampuan untuk mengenali hoaks dan literasi media menjadi keterampilan penting bagi semua orang. Peran pemerintah dan platform media sosial juga sangat dibutuhkan untuk mengatasi penyebaran hoaks ini.

Untuk menghadapi berbagai ancaman ini, dibutuhkan kerjasama dari semua pihak. Pemerintah memiliki peran besar dalam menegakkan hukum, memberikan pendidikan kewarganegaraan yang tepat, dan mengedepankan nilai-nilai kebangsaan. Lembaga pendidikan juga berperan penting dalam mengajarkan nilai-nilai toleransi, keberagaman, dan cinta tanah air sejak usia dini. Media massa harus bertanggung jawab dalam menyajikan informasi yang benar dan menghindari penyebaran hoaks serta ujaran kebencian. Masyarakat sipil juga memiliki peran penting dalam mengawasi dan mendukung isu-isu yang berkaitan dengan persatuan dan kesatuan.

Persatuan Indonesia bukanlah sesuatu yang didapat dengan mudah, melainkan hasil dari perjuangan panjang dan usaha keras semua elemen bangsa. Menjaga dan memperkuat persatuan adalah tanggung jawab bersama yang harus terus dipelihara dan diwariskan dari generasi ke generasi. Hanya dengan persatuan, Indonesia bisa mencapai kemajuan dan kesejahteraan yang merata bagi seluruh warganya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun