Masalah kontroversial dalam rumah tangga Ahmad Dhani dan Maia Estianty dapat dikaitkan secara langsung dalam ilmu psikologi yang dikemukakan oleh Sigmund Freud. Dalam kehidupannya, manusia perlu menyeimbangkan id, ego, dan superego. Bila kebutuhan penyeimbangan id, ego, superego gagal atau tidak seimbang, maka dalam kehidupan sosial manusia akan mengalami kekacauan/chaos. Ahmad Dhani dalam perselingkuhan yang dilakukan merupakan kesenangan id yang tidak mempedulikan fakta bahwa dia sudah menikah, sehingga mengakibatkan rusaknya pernikahannya dan kekacauan dalam diri anak-anaknya. Ego yang tidak terpenuhi ialah bahwa Ahmad Dhani paham bahwa perselingkuhan dengan sahabat dari istrinya pada saat itu, bukan hanya akan mengacaukan rumah tangganya melainkan juga akan mengacaukan hubungan persahabatan Maia Estianty dan Mulan Jameela.
Ditinjau dari perlakuan Mulan Jameela yang dianggap menghianati hubungan persahabatannya dengan Maia Estianty. Sama halnya dengan Ahmad Dhani, Mulan hanya memenuhi id yang berhasil mendapatkan suami dengan status ekonomi yang terbilang tinggi tanpa mempedulikan suara hatinya yang mengatakan bahwa itu keputusan yang buruk. Superego yang tidak terpenuhi dalam diri Ahmad Dhani dan Mulan Jameela ialah keputusan yang mereka berdua ambil tanpa memperdulikan norma yang ada dalam kehidupan sosial dan agama di Indonesia. Ahmad Dhani tidak memenuhi norma yang mengatakan dilarangnya memiliki hubungan ketika telah berstatus suami dari seseorang, dan Mulan Jameela yang menjalin hubungan dengan pria yang telah berkeluarga.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari kasus yang sangat menghebohkan dunia maya ialah pentingnya memahami dengan benar akan keputusan besar yang dilakukan dalam hidup. Menurut penelitian, banyak kasus yang beredar di seluruh dunia mengenai kasus perselingkuhan yang dilakukan pihak pria maupun pihak wanita dalam hubungan pernikahan maupun hubungan percintaan. Menurut Sigmund Freud, struktur kepribadiaan id, ego, superego menggerakkan manusia dalam hidupnya secara tidak langsung atau tidak disadari. Namun sebagaimana telah disebutkan dalam seluruh agama, manusia diberikan Tuhan akal budi yang dapat digunakan sebagai tolak ukur benar dan salahnya segala keputusan yang akan diambil dalam tingkah laku dan perbuatan manusia (ego). Dalam kehidupannya, manusia wajib menyeimbangkan id, ego, superego untuk mencapai kehidupan berkualitas dan bermakna dalam dirinya sendiri maupun untuk individu lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H