Mohon tunggu...
jeslyn suryadi
jeslyn suryadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Siswi

Murid smp yang menjalani tantangan 30 hari menulis

Selanjutnya

Tutup

Horor

Misteri Rumah Jam Tua ( part 2 )

5 Oktober 2024   07:32 Diperbarui: 5 Oktober 2024   07:37 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jurnalismewarga.net

     Saat Ardi tiba di depan rumah, langit mendung gelap, dan angin berhembus dingin. Pintu rumah terbuka sedikit, seperti mengundang, tapi juga terasa mengancam. Ardi mendorong pintu itu perlahan. Suara derit yang memekakkan telinga menyambutnya, diikuti oleh udara dingin yang menyengat, menusuk hingga ke tulang. Di dalam, suasana semakin mencekam. Setiap langkah kakinya terasa bergaung, seakan ada sesuatu yang mengikuti dari belakang. Ia mencoba menenangkan dirinya, tapi perasaan aneh mulai merayap di kulitnya. Di tengah ruangan, berdiri jam besar yang sangat tua. Jarumnya menunjukkan pukul 11:45 malam, seolah-olah menantikan sesuatu.

     Ardi berkeliling rumah, menyusuri lorong-lorong yang gelap dan dipenuhi sarang laba-laba. Suara-suara aneh mulai terdengar. Di awal, hanya derit kayu yang mungkin sudah tua. Namun, semakin dalam ia melangkah, suara itu berubah. Langkah kaki. Bukan langkahnya, tetapi langkah-langkah lain di belakangnya. Ardi berhenti, menoleh ke belakang, tapi tak ada apa-apa. Jantungnya berdetak lebih kencang. "Ini pasti imajinasi saja," Ardi berkata sambil mencoba tetap tenang. Namun, perasaan bahwa ada sesuatu yang memperhatikannya semakin kuat.

Apakah Ardi akan melanjutkan untuk menjelajahi rumah angker tersebut? Lanjut part 3

Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun