GAMBARAN UMUM PERMASALAHAN
Sungai merupakan peran penting bagi sumber kehidupan makhluk hidup di sekitarnya. Aliran air yang mengalir terus menerus dari hulu menuju hilir, jika kondisi sungai yang tercemar mengakibatkan kehidupan di dalam aliran sungai pun terancam. Membuang sampah atau limbah sembarangan ke sungai merupakan faktor terbentuknya sungai yang tercemar, dampak yang ditimbulkan dengan sampah yang terkumpul di daerah terpencil merupakan tindakan yang tidak benar dikarenakan banyak makhluk hidup yang merasakan imbasnya seperti biota air jika membuang limbah jenis plastik dan styrofoam yang mengakibatkan jenis limbah tersebut sulit untuk terurai dan mengganggu sumber oksigen yang ada di sungai dan berujung dengan kematian biota laut, turunnya kualitas air dengan membuang sampah atau limbah ke sungai membuat air menjadi keruh, menimbulkan banjir yang disebabkan oleh tumpukan sampah yang menumpuk.
Maka hal ini merupakan contoh kasus yang biasa terjadi di Indonesia yakni sering mengalami kebanjiran pada sebagian daerah dengan kurangnya kesadaran masyarakat akan lingkungan sekitar. Tempat pembuangan sampah yang biasanya telah disiapkan oleh pihak berwajib tidak cukup menghentikan masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan. Kerja sama antara pihak berwajib dengan semua elemen masyarakat itu perlu dilakukan dengan tujuan yaitu menjaga Indonesia untuk menjadi negara yang bersih dan asri.
Karakteristik masyarakat yang masih memikirkan bahwa membuang sampah ke sungai lebih praktis dan mudah, rendahnya partisipasi akan kesadaran dalam membuang sampah. Contoh yang dapat dilihat yaitu dari jurnal yang sebagai acuan kami yaitu tumpukan sampah di badan jalan pada kawasan pedestrian tepian Sungai Batang Arau yang dimana kawasan tersebut merupakan kawasan para pedagang sehingga titik tepian Sungai Batang Arau dimanfaatkan oleh pada pedagang disana untuk berjualan tetapi para pedagang masih belum memiliki kesadaran atau memahami akan pentingnya manajemen kebersihan yang baik untuk lingkungan.
Pada 2023 Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022 dengan hasil input dari 202 kab/kota se-Indonesia yakni jumlah timbunan sampah nasional mencapai angka 21.1 juta ton dan total produksi sampah nasional 65.7% (13.9 juta ton) yang dapat dikelola sedangkan sisanya yaitu 34.29% (7.2 juta ton) belum dapat terkelola dengan baik.
SASARAN ATAU TARGET
Berdasarkan permasalahan lingkungan yang telah dijelaskan, maka sudah seharusnya pemerintah dan masyarakat bersama-sama melakukan perubahan. Perubahan tersebut dapat menggunakan model komunikasi Difusi Inovasi, di mana pemerintah dan masyarakat sama-sama mengetahui bahwa kerusakan lingkungan akibat sampah akan mengakibatkan banyak dampak bagi sekelilingnya, terutama banjir dan tanah longsor. Setelah pemerintah dan masyarakat mengetahui hal tersebut, pemerintah mempersuasi masyarakat untuk dapat bergotong royong dan menghimbau masyarakat supaya tidak membuang sampah sembarang ke DAS maupun jalan yang digunakan sebagai sarana utama. Setelah proses persuasi selesai, pemerintah serta masyarakat memutuskan untuk membersihkan lingkungan yang dicemari sampah. Dengan begitu, sampah dan kerusakan lingkungan di sekitar kita akan terurai dan berkurang. Terakhir, masyarakat dan pemerintah sama-sama bisa melihat hasil yang terlihat setelah membersihkan dan peduli terhadap lingkungan. Lingkungan menjadi lebih sehat, terawat, bersih, indah, dan asri.
Selain menggunakan model komunikasi difusi inovasi sebagai pemecah permasalahan, pemerintah pusat maupun daerah harus terus untuk mengupayakan dan melaksanakan kebijakan program kolaboratif untuk pengelolaan sampah. Kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah merupakan salah satu bentuk modal untuk menciptakan budaya bersih sebagai bagian dari identitas dan karakter masyarakat Indonesia. Adapun gerakan yang diciptakan yaitu Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang diupayakan dapat berkontribusi membina mental masyarakat untuk sadar dan paham akan permasalahan sampah dan ikut mengambil bagian dalam pengelolaan sampah.
Sehingga dengan adanya gerakan tersebut yang secara tidak langsung menjadikan masyarakat paham akan pentingnya pengelolaan sampah yang bertujuan menjadikan Indonesia lebih bersih. Masyarakat Indonesia yang memiliki budaya gotong royong yang akan menciptakan gerakan terlaksana lebih mudah dan dengan adanya relawan-relawan untuk membudayakan dan melaksanakan gerakan tersebut. Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi sampah tersebut yakni meningkatkan program Bank Sampah yang patut terus disebarkan untuk mengupayakan penyadaran dan peningkatan kemampuan dalam memilah dan memilih sampah yang dihasilkan.
ANALISIS
Berdasarkan gambaran dan target yang telah dijelaskan, sudah saatnya masyarakat bersama-sama melakukan suatu perubahan terhadap lingkungan sekitar. Berkaca melalui akun sosial media tiktok Pandawara Group, masih banyak daerah aliran sungai (das), selokan, dan pantai di Indonesia yang sangat rusak dan kotor akibat banyaknya sampah yang menumpuk. Hal ini menunjukkan bahwa masih rendahnya kepedulian masyarakat di berbagai daerah di Indonesia terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan hidup.Â
Untuk menyelesaikan kasus kerusakan lingkungan tersebut, masyarakat dan pemerintah bisa menerapkan atau mengimplementasikan teori Daniel Lerner (1917-1980). Daniel Lerner mengatakan bahwa media massa memainkan peran, hal ini dibuktikan oleh sosial media Pandawara yang berhasil mengajak masyarakat di berbagai tempat untuk bersama-sama membersihkan lingkungan. Selain itu, melalui akun sosial Pandawara juga masyarakat mengetahui bahwa ternyata masih banyaknya sampah di aliran sungai, jalan, dan pantai yang berada di Indonesia. Hal ini menyebabkan simpati dan empati masyarakat meningkat akan menjaga dan memedulikan lingkungan ke depannya.Â