Mohon tunggu...
Sosbud Artikel Utama

Depok (Masih) Diperolok. Terima Kasih, Para Jagoan!

17 April 2015   06:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:00 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setelah Bekasi, kini giliran Depok yang di-bully. Maraknya aksi pembegalan yang terjadi di Kota Depok, menimbulkan keresahan dan rasa takut yang amat sangat. Kejadian yang terjadi sejak akhir tahun kemarin (Desember 2014) kini kian masif saja. Para pelaku tidak hanya merampas kendaraan korban tetapi juga tidak segan-segan melukai bahkan sampai tega membunuh korban apabila korban melakukan perlawanan terhadap para pelaku begal.

Seperti yang dilansir dalam media massa online depoknews.com, akhir Januari datang laporan dari seorang mahasiswa yang motornya hendak dirampas di dekat pasar Cisalak Cimanggis. Hutomo Daru langsung tancap gas ke arah Cibubur saat dipepet dua motor yang berusaha menghentikan lajunya. Para begal membawa senjata tajam dan telah membuntutinya sejak dari jalan gas Alam Tapos. Sementara dibelahan Depok lainnya, Kartumi (32) warga jalan Mampang Sawo tak berhasil lolos dari sergapan begal. Motor Yamaha Jupiter Z bernomor polisi B6003 ZGB berhasil dibawa kabur lima orang begal yang sempat menodongkan pisau bahkan melukai Kartumi serta mengancam akan menceburkannya ke kali Krukut.

Yang lebih memperihatinkan lagi ialah ternyata sebagian dari pelaku pembegalan masih berstatus sebagai pelajar SMP. Pada Kamis, 12 Maret 2015 dua pelajar SMP di Bojongsari nekat melakukan aksi begal kepada Suheri (54), seorang tukang ojek. AWP (13) dan ARS (13) melancarkan aksinya di Perumahan Telaga Golf RT08/8. Kelurahan/Kecamatan Sawangan, Depok. “Salah satu pelaku mengeluarkan senjata tajam jenis pisau dan satu pelaku mengeluarkan senjata tajam jenis brass knuckle sambil merampas kunci motor dan meminta korban menyerahkan sepeda motornya,” kata petugas keamanan Perumahan Telaga Golf, Doni Romdoni kepada Depoknews.com di Mapolsek Sawangan.

Dan yang baru-baru ini terjadi (lagi) pembegalan tak hanya mengintai para pengendar motor, tetapi juga mengintai pengendara mobil. Dikutip dari detiknews.com Sebuah mobil pickup yang mengangkut mesin fotokopi jadi korban aksi pembegalan di Jalan Raya Parung-Ciputat, Kelurahan Bojongsari, Kecamatan Bojongsari, Depok. Peristiwa yang terjadi Kamis dini hari, sekitar pukul 01.30 WIB (9/4/2015) membuat kedua korban mengalami luka yang cukup parah dan sempat dirawat di klinik terdekat Mapolsek Sawangan. Melalui kejar-kejaran, polisi berhasil memepet EP satu pengendara motor yang terjatuh ke tepi jalan. Sedangkan dua motor lainnya berhasil kabur. Semua tersangkat pembegalan ini dikenai pasal 365 dan 170 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan dan pengroyokan dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.

Depok Darurat Begal

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan Depok sudah darurat aksi kejahatan perampasan kendaraan bermotor alias begal. beberapa aksi begal yang mengancam nyawa pengguna motor ternyata melibatkan anak berstatus pelajar. Komisioner KPAI Susanto mengatakan bila dari segi jumlah, aksi pembegalan di Depok memang belum banyak. Namun, dari segi komplesitas aksi begal di Depok sangat memperihatinkan lantaran melibatkan pelajar (depoknews.com).

Penyebab Utama Pembegalan

Dikutip dari metro.sindonews.com, Menurut Kriminolog dari FISIP UI Bambang Widodo Umar mengatakan, ada empat penyebab mengapa kejahatan yang pelakunya didominasi remaja itu bisa begitu sadis. Fakor pertama, karena maraknya budaya konsumerisme dan meterialisme. Industri gadget dan otomotif menjadi sebuah tren yang harus senantiasa diikuti. Kedua, adalah media. Khususnya film serta games. Saat ini, baik film, sinetron, ataupun permainan banyak yang menampilkan adegan kekerasan secara vulgar yang seolah mengajari penontonny untuk bisa melakukan hal tersebut. Ketiga, lemahnya pengawasan sosial. Satu sama lain saat ini kurang peduli. Sistem keamanan seperti ronda juga sudah jarang yang melakukannya. Keempat, kondisi perekonomian negara kita masih belum cukup baik. Saat harga kebutuhan pokok meningkat, berbanding terbalik dengan penghasilan.

“Terbatasnya lapangan pekerjaan untuk masyarakat kelas bawah bisa memacu orang mencari jalan lain untuk mendapatkan uang, salah satunya dengan membegal” tuturnya.

Pada intinya, bisa terjadi tindakan amoral seperti ini karena semakin menipisnya nilai-nilai moral yang dimiliki oleh masing-masing individu. Gampang terpengaruh oleh keadaan sekitar menyebabkan krisis moral yang sangat membahayakan. Melukai dan membunuh sesama mahluk ciptaan Tuhan dengan sengaja dan tidak diiringi rasa kasihan demi kepuasan materi semata. Faktor sosial, faktor ekonomi itu hanya faktor pendukung, tetapi faktor utamanya terletak pada diri manusianya sendiri. Bagaimana seseorang itu memegang teguh nilai-nilai moral yang ditanamkan dalam hidupnya. Karena sejatinya seseorang yang memiliki akal sehat sangat nihil sekali jika tidak dapat membedakan mana tindakan yang baik dan tindakan yang buruk. Mana hal yang bermanfaat dan hal-hal yang dapat merugikan baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.

Tindakan Preventifnya Seperti Apa?

Jeleknya budaya Indonesia yaitu “mengobati baru mencegah” “terjadi korban dahulu baru ada upaya mengurangi korban” bukan sebaliknya, mencegah agar tidak terjadi masalah-masalah yang tidak diinginkan. Tetapi, adanya upaya untuk mencegah walaupun korban sudah bertebaran dimana-mana lebih baik daripada tidak ada upaya sama sekali. Dalam kasus ini, khususnya Pemerintah Kota Depok sudah melibatkan selain dari aparat kepolisian juga dari berbagai elemen daerah. Seperti Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, dan berbagai lembaga masyarakat.

Langkah-langkah yang dilakukan Polresta Depok yaitu melakukan patroli malam terutama di daerah-daerah yang rawan terjadi pembegalan, seperti daerah yang sepi dan minim penerangan cahaya, melakukan razia besar-besaran kepada pengendara motor dan mobil di jalan utama Kota Depok. Selain itu, akibat dari aksi pembegalan mengundang simpati dari para bikers Depok. Para Bikers yang tergabung dalam BIDAK (Bikers Depok Anti Kekerasan) turut membantu aparat kepolisian untuk meminimalisir terjadinya aksi pembegalan serta menciptakan dan menjaga keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat Depok (depoknews.com).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun