Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa dengan Metode BMTM Ala Montessori
Dalam era literasi digital yang semakin maju, membaca menjadi salah satu keterampilan penting yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Namun, tidak semua siswa dapat dengan mudah menguasai keterampilan ini, terutama mereka yang mengalami hambatan membaca seperti disleksia. Kondisi ini menjadi tantangan di berbagai sekolah, termasuk di SMA Negeri 1 Balongpanggang, Kabupaten Gresik.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Jesicha Ramadhani Puteri Hardinata, mahasiswa S1 Psikologi Universitas Negeri Malang, mengembangkan dan menerapkan metode inovatif Belajar Membaca Tanpa Mengeja (BMTM) ala Montessori berbasis multisensori. Program ini bertujuan membantu siswa belajar membaca dengan cara yang menyenangkan dan intuitif, tanpa tekanan untuk mengeja satu per satu.
Apa Itu Metode BMTM Montessori Berbasis Multisensori?
Metode BMTM dikembangkan berdasarkan prinsip Montessori, yang menekankan pada pendekatan belajar alami melalui eksplorasi indera. Dengan memanfaatkan berbagai alat bantu seperti kartu suku kata, huruf raba, plastisin, hingga aplikasi digital, siswa diajak untuk belajar membaca dengan melibatkan visual, pendengaran, dan sentuhan.
Menurut Jesicha, pendekatan multisensori ini terbukti efektif, terutama untuk siswa dengan kesulitan belajar seperti disleksia. “Mereka diajarkan mengenali suku kata secara langsung, mengurangi beban kognitif, dan membangun pemahaman secara bertahap,” jelasnya.
Program ini telah diterapkan selama tiga bulan di SMA Negeri 1 Balongpanggang, dengan hasil yang signifikan. Siswa yang sebelumnya kesulitan mengenali huruf dan suku kata kini mampu membaca kalimat sederhana dengan percaya diri. “Alat bantu seperti Movable Alphabet dan aplikasi Belajar Membaca Bersama Marbel menjadi kunci keberhasilan metode ini,” tambah Jesicha.
Keberhasilan program ini tidak lepas dari dukungan para guru dan konselor sekolah/BK . Pendekatan personal dan suasana pembelajaran yang minim tekanan membantu siswa lebih nyaman dan termotivasi.
Jesicha merekomendasikan agar metode ini diadopsi oleh sekolah-sekolah lain untuk mendukung siswa dengan hambatan belajar. Selain itu, durasi program dan variasi alat bantu perlu ditingkatkan agar lebih banyak siswa dapat merasakan manfaatnya.