Mohon tunggu...
Jesica Lesmana Takobayasi
Jesica Lesmana Takobayasi Mohon Tunggu... Lainnya - Berdo'a, ikhtiar, ikhlas...

Berpetualang menikmati indahnya alam Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Dunia Malam dan Remaja Masa Kini

4 Mei 2015   07:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:24 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia malam saat ini menjadikan kebiasaan yang menyenangkan bagi para remaja. Dunia mala mini kini sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh para remaja, dunia ini berisi minum-minuman beralkohol, berdugem ria, berkumpulnya laki-laki dan perempuan baik yang hanya sekedar ketemuan ataupun melakukan kegiatan lainnya.danpak buruk yang dapat membahayakan sikap dan sifat mental asli bangsa Indonesia sebagai bangsa timur mulai terkikis oleh kesenangan remaja menikmati dunia malam.

Fakta membuktikan bahwa jumlah remaja menduduki posisi paling banyak dalam mengikuti kegemerlapan dunia mala ini. Remaja yang merupakan ajang untuk mencari jati diri bagi sebagian remaja memang sangat mudah terpengaruh dengan hal-hal yang negatif tersebut. Seperti kita ketahui bahwa remaja pada dasarnya masih memiliki pola piker yang labil dan sukanya ikut-ikutan akan hal-hal yang kekinian. Tanpa  dapat melihat apa dampak yang dapat ditimbulkan/ akan efek buruk apa yang dapat terjadi jika hal ini tidak dapat disikapi dengan baik. Nantinya pasti individu-individu penerus bangsa akan rusak dan citra bangsa Indonesia akan hancur akibat remaja-remaja yang tidak dapat menyikapi dengan baik arus ini.

Meski pergaulan mala mini sudah sedemikian massif dan sangat membahayakan, tetapi belum ada tindakan keras yang dilakukan untuk menghentikan hal ini. Sampai saat ini, belum pernah ada upaya tegas yang berkesinambungan dari pemerintah untuk menyikapi hal tersebut.

Kurangnya tingkat ketaqwaan para remaja juga menjadikan pemicu utama para remaja masuk kedalam dunia tersebut. Selain itu, peran keluarga sebagai miniature negara harus diefektifkan secara maksimal perannya. Orang tua harus bekerja sama dengan seerat-eratnya membangun bahtera rumah tangga yang baik sehingga anak-anak dan keluarga dapat hidup baik dan semakin maju pola pikirnya. Sehingga tidak terjerumus akan hal-hal  yang dapat merugikan moral tersebut. Sekolah, institusi yang amatb sentral dan sangat penting untuk membangun masyarakat Indonesia yang baik untuk mencetak moral-moral baik pribadi bangsa seharusnya menanamkan dengan maksimal. Pemerintah, sebagai pemegang peran yang amat penting untuk membawa seluruh bangsa Indonesia menjadi manusia yang baik harusnya menyikapi dengan benar permasalahan ini. Agar negara kita kedepannya akan maju dan mampu mengembangkan potensi-potensi yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun