Mohon tunggu...
jesica febian
jesica febian Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

Saya adalah seseorang yang suka dengan media sosial

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Selalu Ada Untukmu

12 November 2024   08:00 Diperbarui: 12 November 2024   08:17 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

        Kehilangan mengoyak jiwanya, meninggalkan ruang kosong yang hanya bisa diisi oleh kesendirian dan tanggung jawab yang datang bertubi-tubi. Ia memandang jauh ke luar jendela, mencoba memahami kepergiannya yang terasa begitu mendadak. Dunia yang dulu familiar kini berubah menjadi labirin tak terjamah, memaksanya menapaki jalannya sendiri, tanpa petunjuk dan tanpa harapan yang jelas. 

Kehidupan yang dulu penuh canda tawa kini menyisakan keheningan yang mencekam. Satu-satunya yang mengisi hari-harinya adalah adiknya, yang masih rapuh dan membutuhkan perlindungan. Ia merasa bertanggung jawab menjadi pengganti orang tua, menjadi penuntun yang kini ia sendiri tak tahu ke mana arahnya.

              Dalam kesendirian itu, Aina perlahan menemukan kekuatan baru. Di antara luka dan ketidakpastian, ia merasa seperti bunga liar yang berjuang tumbuh di tengah kehampaan. Kehilangan telah mencuri tawa dari hidupnya, menjadikannya pribadi yang lebih pendiam, tetapi kasih sayangnya kepada Seli, adiknya tak pernah luntur.

 Setiap hari, ia mencoba menemukan cara baru untuk tetap bertahan, meski sering kali terasa lebih berat dari segala yang pernah ia bayangkan. Dengan rasa sayang dan tekad, Aina menerima peran sebagai penjaga satu-satunya jiwa yang tersisa, menjadi sosok yang tidak boleh menyerah. Hanya demi adiknya, ia rela menanggung segala beban, mengabaikan impian, dan berjuang di tengah kesulitan.

          Ketika lulus SMP, Aina memutuskan untuk berhenti dari dunia pendidikan. Ia membiarkan impian-impian itu menguap begitu saja. Dengan realitas yang menghimpit, ia tak punya banyak pilihan selain bekerja demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Aina akhirnya bekerja sebagai penjaga toko kelontong milik tetangganya. Pekerjaan ini tidak memberi banyak, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, tapi Aina tidak meminta lebih. 

Setiap hari, ia menyimpan rasa syukur dalam hatinya. Meski dalam keterbatasan, ia masih memiliki kesempatan untuk bertahan hidup, meski dengan cara yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

   Setiap pagi seperti biasanya, Aina mengantarkan Seli ke sekolah dengan berjalan kaki. Mereka bergandengan tangan, melintasi jalan kecil di bawah pepohonan rindang yang memberikan sedikit kesejukan. Aina menatap wajah ceria Seli, dan senyum kecil terlukis di wajahnya.

"Nanti sepulang sekolah jangan lupa jemput Seli ya, Kak!" seru Seli sambil tersenyum riang.

"Iya, Seli. Kakak pasti jemput. Semangat ya di sekolah," jawab Aina dengan lembut, membalas senyum adiknya.

    Setelah memastikan Seli masuk ke sekolah, Aina kembali pulang untuk bersiap bekerja. Pekerjaan yang ia lakukan tidaklah ringan, terlebih untuk seorang perempuan. Ia sering harus membawa barang-barang berat, mengangkat dan menata stok, bahkan berjalan jauh untuk membeli kebutuhan toko yang habis. Semua ini ia lakukan dengan penuh keikhlasan. Ia rela, demi Seli, meski tidak memiliki kendaraan dan harus berjalan jauh di bawah terik matahari.

             Pukul 12.15 siang, ketika matahari tepat berada di atas kepala, Aina keluar dari toko untuk menjemput Seli. Biasanya, setelah menjemput adiknya, ia kembali ke toko dan melanjutkan pekerjaan hingga sore hari. Namun, hari itu terasa berbeda. Sesampainya di sekolah, Aina melihat Seli duduk di bangku luar kelas dengan ekspresi cemas. Kedua tangannya meremas ujung bajunya, seolah ada sesuatu yang menghimpit hatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun