Society 5.0 merupakan era baru dalam perkembangan digital, teknologi, dan industria. Berbeda dengan Revolusi Industri 4.0 yang menitikberatkan dengan perkembangan masif di sektor teknologi dan digitalisasi, Society 5.0 fokus pada sektor penyeimbangan peran manusia dan teknologi. Dari premis tersebut, jelas tujuan utama dari Society 5.0 adalah menyandingkan peran manusia selaku pengguna teknologi dengan teknologi modern sebagai media kerja bahkan membuka harapan terciptanya lapangan kerja baru yang dapat menyeimbangkan porsi kerja manusia dengan teknologi. Tujuan tersebut seolah membantah anggapan bahwa di masa depan semua pekerjaan akan dilakukan dengan mesin dan meninggalkan manusia tanpa pekerjaan yang layak.
Melihat urgensi dan maksud dari dari Society 5.0, hal ini membuka pertanyaan mengenai peran apa yang dapat manusia dapatkan. Sekilas, peran manusia terbatas pada pekerjaan kasar dan pengoperasi peralatan teknologi, namun peran manusia lainnya yang tidak dapat digantikan oleh mesin dan teknologi adalah kemampuan berpikir yang dilandasi dengan moralitas, skill yang didapat pengalaman yang tidak terduga dan tidak mengikuti aturan "pakem", serta kemampuan negosiasi dan membaca situasi. Pendidikan vokasi yang difasilitasi dengan berbagai teknologi, memfasilitasi mahasiswanya dengan ketiga kemampuan tersebut dalam menghadapi Society 5.0. Bekal tersebut diiringi dengan tekad belajar yang kuat, keingintahuan yang besar, dan moralitas dapat menghasilkan manusia yang berpendidikan dan siap menghadapi Society 5.0. Dengan kata lain, di era Society 5.0, mahasiswa vokasi berkesempatan besar untuk memiliki berperan besar dalam memajukan dirinya sendiri, Fakultas Vokasi, Universitas Airlangga, dan Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H