Saat ini kita mudah sekali merasakan cepat lelah, mudah mengantuk, dan lemas. Sebagian orang percaya bahwa hal ini disebabkan oleh sel darah merah atau eritrosit manusia pada masa ini yang semakin lemah dan usianya tidak mencapai 120 hari. Apa yang menyebabkan hal ini bisa terjadi? Sebelumnya, mari kita perdalam dahulu apa sebenarnya eritrosit itu. Â
Eritrosit adalah jenis sel darah yang berfungsi untuk mengikat oksigen atau karbon dioksida. Oksigen yang diikat kemudian diedarkan seluruh tubuh. Eritrosit memiliki bentuk bikonkaf atau seperti cakram, dan juga tidak memiliki nukleus.Â
Eritrosit sendiri terdiri atas sebuah protein yaitu Hemoglobin. Hemoglobin inilah yang menyebabkan darah dapat mengikat gas oksigen maupun karbon dioksida. Hemoglobin terdiri dari Hem dan Globin. Hem disini mengikat zat besi atau Fe yang menyebabkan warna eritrosit menjadi merah.
Eritrosit berjumlah kurang lebih 5 juta tiap milimeter kubiknya. Eritrosit terbentuk pada sumsum tulang belakang. Proses pembentukan eritrosit disebut sebagai eritropoiesis. Produksi eritrosit dirangsang oleh sebuah hormon yaitu hormon eritropoietin. Setelah terbentuk, eritrosit akan beredar di pembuluh darah selama kurang lebih 120 hari.Â
Sepanjang 120 hari itu, eritrosit akan beredar di pembuluh darah. Namun, dikarenakan eritrosit tidak dapat melakukan sintesis protein, maka kerusakan yang dialami sel tidak mungkin untuk diperbaiki. Akibatnya, terjadi perubahan pada membran eritrosit yang menjadi semakin rapuh dan akhirnya terjadi penuaan. Setelah 120 hari, Eritrosit yang sudah menua akan dipecah di hati, mati, dan akan digantikan oleh sel-sel darah merah baru. Zat besi dari eritrosit yang mati kemudian digunakan lagi oleh sel darah merah yang baru saja terbentuk lagi.
Kembali lagi ke pertanyaan di awal, Apakah benar jika sel darah merah atau eritrosit manusia pada masa ini semakin lemah dan usianya tidak mencapai 120 hari? Dan Bagaimana hal ini bisa terjadi? Apa saja faktor yang mempengaruhi hal tersebut? Mari kita simak penjelasan dibawah ini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas.
Jaman sekarang ini, kehidupan manusia berangsur-angsur berubah. Sudah banyak sekali hal yang berbeda antara jaman dahulu dan jaman sekarang. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi umur eritrosit. Seperti yang sudah kita bahas diatas, penuaan eritrosit akan menyebabkan perubahan pada membran selnya sehingga sel darah merah akan menjadi tidak fleksibel dan menjadi rapuh seiring berjalannya waktu.Â
Membran sel yang rapuh dapat menyebabkan sel jadi lebih mudah pecah dan akhirnya sel dapat mengalami lisis sebelum 120 hari. Menurut saya, memang benar eritrosit semakin lama menjadi semakin lemah dibandingkan dengan jaman dahulu. Hal ini disebabkan karena sekarang terdapat lebih banyak faktor yang dapat mempengaruhi kerapuhan eritrosit dalam tubuh kita dan mempercepat penuaan eritrosit. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah lingkungan, gaya hidup yang tidak sehat, penyakit-penyakit kronis tertentu yang menyebabkan eritrosit lisis sebelum waktunya, dan juga paparan zat kimia. Berikut adalah penjelasan mengenai faktor-faktor diatas.
Lingkungan kita saat ini sudah jauh lebih berpolusi daripada saat dahulu. Polusi udara seperti asap rokok, asap kendaraan, dan asap pabrik, kemudian sinar UV dan radiasi termasuk kedalam jenis-jenis radikal bebas. Radikal bebas adalah suatu molekul yang tidak stabil karena kehilangan satu elektron dari pasangan elektronnya.Â
Radikal bebas terbentuk karena reaksi oksidasi. Radikal bebas yang dihasilkan saat oksidasi dapat memicu reaksi berantai yang menyebabkan kerusakan sel terus menerus kemudian membentuk radikal baru. Secara alamiah, tubuh manusia sebenarnya dapat menangkal radikal bebas dengan antioksidan. Antioksidan adalah molekul yang mampu mencegah atau memperlambat proses oksidasi.Â
Namun, pada masa sekarang ini kita sudah sangat terpapar oleh radikal bebas sehingga jumlah radikal bebas dalam tubuh kita semakin sulit untuk dinetralisir oleh antioksidan yang dihasilkan oleh tubuh kita. Keadaan dimana jumlah radikal bebas di dalam tubuh melebihi kemampuan tubuh untuk menetralkannya disebut stress oksidatif. Stress oksidatif inilah yang nantinya akan mempengaruhi masa hidup sel darah merah. Stress oksidatif menyebabkan proses oksidasi dalam tubuh terus terjadi sehingga menyebabkan kerusakan lebih pada sel tubuh kita.Â