Mohon tunggu...
Healthy

Melemahnya Eritrosit Seiring Berjalannya Waktu

25 November 2017   20:30 Diperbarui: 25 November 2017   20:39 3246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Stress oksidatif ini juga mempengaruhi sel darah merah kita. Stress oksidatif dapat mempengaruhi elastisitas membran sel darah merah dan mempengaruhi kemampuan eritrosit untuk berubah bentuk saat melewati tempat-tempat sempit. Akibatnya, saat eritrosit melewati tempat-tempat sempit, eritrosit bisa saja pecah atau lisis saat melewati bagian-bagian tersebut. Pada kesimpulannya, radikal bebas mempercepat penuaan eritrosit sehingga eritrosit yang awalnya bisa bertahan hingga 120 hari menjadi lebih rentan dan akhirnya dapat pecah sebelum mencapai usia 120 hari.

Apabila kita memiliki gaya hidup yang tidak sehat, ini akan berdampak pada sel darah merah kita.

Gaya hidup yang tidak sehat juga dapat menyebabkan jangka hidup eritrosit yang memendek.  Orang jaman sekarang ini sering sekali tidak memperhatikan kadar makanan yang kita makan, salah satunya adalah garam. Jika kita mengkonsumsi garam secara berlebihan, akibatnya darah akan memiliki kadar garam yang tinggi dan menjadi larutan yang hipetonis. 

Jika darah menjadi larutan yang hipertonis, maka cairan dalam eritrosit akan keluar menuju plasma darah sehingga darah akan mengalami pengerutan atau krenasi.  Krenasi ini akan menyebabkan kerusakan pada membran sel darah merah dan nantinya akan berdampak pada usia eritrosit.

Selain itu, terdapat juga keadaan hipotonis atau keadaan dimana plasma darah menjadi lebih encer. Larutan yang hipotonis akan menyebabkan stress osmotik. Larutan atau plasma darah yang hipotonis masuk ke dalam sel darah merah, dan menyebabkan sel eritrosit menjadi menggembung. Apabila membran eritrosit sudah tidak dapat menahan plasma yang masuk ke dalam sel darah merah, maka eritrosit akan pecah atau mengalami hemolisis.

Selain itu, contoh lain yang kadang tidak kita perhatikan adalah konsumsi nutrisinya. Nah, terkadang orang-orang jaman sekarang terlalu sibuk hingga lupa dengan nutrisi yang harus dikonsumsi seperti salah satunya adalah Vitamin C. Lagi-lagi kita akan membahas soal radikal bebas. Seperti sudah saya singgung diatas, radikal bebas sebenarnya bisa ditangani oleh antioksidan dalam tubuh kita. Namun seringkali, antioksidan yang diproduksi tidak cukup untuk menangkal radikal bebas yang ada di dalam tubuh kita. Sebenarnya, hal ini bisa saja disebabkan oleh tidak adanya pemicu yang dapat memproduksi antioksidan dalam tubuh. 

Antioksidan yang dapat diproduksi oleh tubuh manusia adalah Gluthatione. Pembentukan Gluthatione baru dapat dipicu jika kita mengkonsumsi vitamin C sebanyak 1000 mg. Apabila kita tidak mengkonsumsi Vitamin C, tidak memakan makanan yang mengandung antioksidan dari luar yang bisa membantu menetralisir radikal bebas dalam tubuh kita, dan terus-menerus terkena radikal bebas, seperti yang sudah dibahas diatas bahwa akan terjadi stress oksidatif yang menyebabkan penuaan dini pada sel darah merah dan menyebabkan usia sel darah merah tidak mencapai 120 hari.

Merokok juga merupakan salah satu gaya hidup yang tidak sehat. Sekarang ada banyak sekali asap rokok dimana-mana. Orang-orang yang tidak merokok pun akhirnya menjadi perokok pasif dan akhirnya juga akan terkena dampak negatif dari rokok, bahkan terkadang perokok pasif memiliki resiko terkena penyakit lebih tinggi daripada perokok aktif. Jika kita merokok, maka zat zat kimiawi yang memiliki oksidan yang besar secara langsung masuk ke tubuh dan dapat menyebabkan radikal bebas.

Tidak bisa dipungkiri juga bahwa memang orang jaman sekarang jauh lebih sibuk dan jauh lebih pekerja keras daripada orang jaman dahulu. Dengan kegiatan kita yang jauh lebih banyak, kita memerlukan nutrisi dan oksigen semakin cepat. Akibatnya, eritrosit akan semakin sering beredar di dalam pembuluh darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen. 

Dengan keadaan sel darah merah  manusia sekarang yang terpapar radikal bebas dan sel darah merah terus menerus bekerja, sel darah merah akan terforsir, mengalami penuaan secara lebih cepat, kemudian masih harus terus menerus melewati pembuluh darah yang sempit. Lama kelamaan eritrosit akan terjepit di pembuluh darah kemudian dimakan oleh makrofag, atau pecah saat melewati tempat-tempat sempit tersebut. Selain karena kita menjadi lebih pekerja keras, ternyata olahraga berlebihan juga memiliki dampak yang sama terhadap eritrosit. Hal ini juga merupakan salah satu faktor yang dapat memicu kerusakan eritrosit. Kebutuhan suplai oksigen yang banyak lagi-lagi juga dapat memicu timbulnya radikal bebas.

Membran eritrosit juga bisa dirusak oleh paparan zat kimia. Dinding eritrosit terdiri dari lipid dan protein yang membentuk suatu lapisan lipoprotein yang semipermeabel. Jika eritrosit terkena suatu zat kimia yang dapat melarutkan lemak, maka membran eritrosit dapat larut atau rusak. Ada banyak sekali pelarut-pelarut lemak seperti yaitu kloroform, aseton, alkohol benzen, dan eter. Proses rusaknya membran eritrosit karena zat kimia adalah hemolisa kimiawi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun