Mohon tunggu...
Jerika ElisabetPanjaitan
Jerika ElisabetPanjaitan Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Film

Resensi Film Ngeri-Ngeri Sedap

23 Januari 2024   20:43 Diperbarui: 23 Januari 2024   20:49 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.jawapos.com

Film ini bercerita tentang menggambarkan harapan dan tujuan sebuah keluarga
Batak, khususnya terhadap anak-anaknya, untuk masa depannya. Narasinya berpusat pada Pak Domu dan Mak Domu yang tinggal bersama Sarma, anak kedua mereka Mengambil genre drama komedi, film yang disutradarai dan ditulis oleh Bene Dion Rajagukguk ini dibintangi oleh Arswendy Nasution, Tika Panggabean, Boris Bokir, Gita Bhebhita, Lolox, dan Indra Jegel. Dengan latar suku Batak, Ngeri-ngeri Sedap berkisah tentang Pak Domu dan Mak Domu yang rindu pada anak-anaknya. Di rumah, mereka hanya tinggal dengan anak keduanya, sedangkan anak pertama, ketiga, dan keempat sudah lama merantau dan tak pulang-pulang. Nah, usut punya usut, ketiga anak tersebut ogah pulang lantaran memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan Pak Domu. Singkat cerita, untuk mengakali persoalan tersebut, Pak Domu dan Mak Domu lantas menyusun strategi yang "ngeri-ngeri sedap". Mereka berdua berpura-pura bertengkar hingga ingin bercerai, agar anak-anaknya pulang dan kembali berkumpul di kampung halaman.

Untuk kekurangan film ini menurut penulis mungkin ada di bahasa. Beberapa bahasa Batak yang tidak memiliki terjemahan mungkin sedikit sulit di mengerti. Tetapi untuk penulis yang juga tinggal di Sumatera Utara sedikit memahami arti dari bahasa Batak tersebut. Sekumpulan bapak - bapak sedang berkumpul di lapo (warung) seperti sudah menjadi budaya disana, namun berkumpul hampir setiap malam yang dapat membuat Mak Domu (Tika Panggabean) juga resah. Satu persatu bapak  bapak disana pulang dari lapo, takut jika istrinya langsung bertindak memanggil ke lapo. Rasanya itu 'malu' kata pak Domu (Arswendy Beniswara). Tidak lama kemudian, Mak Domu datang ke lapo untuk menjemput Pak Domu. Akhirnya Pak Domu dan Mak Domu pulang sambil berjalan kaki.

Pak Domu sempat berbisik kepada Mak Domu sambil berkata 'Ngapain lah kau jemput aku, malu aku sama yang lain' kurang lebih seperti itu. Di perjalanan itu pula mereka berdiskusi bahwa bagaimana caranya agar anak - anak mereka pulang. Disatu sisi, Mak Domu rindu sekali dengan ketiga anaknya di perantauan, karena sudah lama tidak pulang. Sedang si Bapak, berharap mereka pulang saat acara Sulang - sulang pahoppu. Pak Domu dan Mak Domu mulai mencari cara dari satu alasan ke alasan lain. Di mulai dari Pak Domu yang menyuruh Mak Domu untuk menelpon ketiga - anak anaknya untuk menyuruh mereka pulang. Namun, ketiga anak tersebut memberikan alasan  alasannya tersendiri. Domu (Boris Bokir) sebagai anak pertama bekerja sebagai pegawai di salah satu anak perusahaan ternama. Tidak bisa pulang dengan alasannya. Gabe (Silolox) sebagai anak ke-tiga juga tidak bisa pulang karena jadwal syuting begitu padat. Dan jika pun bisa tentu tidak akan lama, hanya di beri waktu beberapa hari saja. Sahat (Indra Jegel) sebagai anak bungsu juga tidak dapat pulang. karena di perantauan Sahat tinggal dengan Pak Pomo (Pritt Timothy Prodjosoemantri) Sahat tidak mungkin pulang karena tidak tega meninggalkan Pak Pomo sendirian. Lagi dan lagi, meskipun cara Mak Domu menelpon akan mengira dapat meluluhkan hati sang anak - anak dapat pulang, ternyata rencana tersebut gagal kembali. 

Malamnya, Pak Domu kembali lagi ke Lapo, seperti biasa nongkrong bersama bapak - bapak lainnya. Seorang bapak bangga dan tertawa melihat sebuah aksi Gabe pada siaran televisi. Mereka mengakui bahwa Gabe hebat dan sudah sukses. Lawakan  lawakan yang di lontarkan oleh Gabe, tidak jauh turun dari Pak Domu. Tetapi, Pak Domu tetap saja tidak terima, masih juga merasa gengsi dan mengatakan bahwa Gabe akan sukses jika menjadi seorang hakim atau pengacara karena ia sukses berkuliah di jurusan hukum pada universitas ternama. Pada awal - awal film, penonton akan merasakan gelakan tawa yang terus menerus di berikan oleh para pemain. Lagi dan Lagi, Mak Domu menjemput Pak Domu ke lapo. Mak Domu selalu kesal jika Pak Domu terus  terusan pergi ke Lapo, seperti tidak ada kerjaan. Padahal hanya duduk - duduk saja, berminum atau bahkan bergosip.Pada saat mereka berdua menuju arah jalan pulang, tidak sengaja di jalan bertemudengan seorang pendeta, bergegas Pak Domu menyuruh Mak Domu untuk menggandeng tangan Pak Domu. Seakan agar terlihat oleh pendeta bahwa mereka adalah keluarga yang harmonis.Yaaa, pandangan tetangga dan orang lain terhadap keluarga Pak Domu dan Mak Domu ini adalah keluarga yang harmonis dan Sukses. Sukses menyekolahkan anak  anaknya hingga ke perguruan tinggi. Dan mendapatkan pekerjaan yang layak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun