Deoxyribonucleic Acid atau Asam Deoksiribonukleat atau yang umum dikenal dengan singkatan DNA merupakan rantai nukleotida yang memiliki bentuk double helix dan berperan dalam menentukan sifat-sifat suatu individu. DNA memiliki kemampuan untuk membentuk DNA yang baru (replikasi). Sampai saat ini, terdapat 3 hipotesis tentang bagaimana terjadinya replikasi DNA, yaitu teori konservatif, teori semikonservatif, dan teori dispersif.
Percobaan terhadap peristiwa replikasi DNA pertama kali dilakukan oleh Taylor dan teman-temannya pada tahun 1957. Percobaan ini kemudian dikuatkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Matthew Meselson dan Franklin Stahl pada tahun 1958. Maka dikemukakanlah teori semikonservatif. Teori ini yang sampai saat ini diterima oleh sebagian besar ahli biologi.Â
Sederhananya, teori ini menjelaskan bahwa DNA bereplikasi dengan memisahkan 2 untaian dari double helix yang lama dan membentuk 2 DNA yang baru dengan masing-masing untaian mendapatkan pasangan untaian yang baru.
Pratiwi, D., Maryati, S., Suharno, & S., B. 2017. Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Penerbit Erlangga. Diakses pada 18 Oktober 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H