Mohon tunggu...
Jeremy Nicholas
Jeremy Nicholas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Univesitas Airlangga jurusan sosiologi angkatan 2024

halo! perkenalkan aku Jeremy, disini aku hanya ingin menulis apapun yang ada di pikiranku selain itu aku juga senang untuk belajar menulis yang berhubungan dengan fenomena sosial tertentu. kalau kamu emang suka mempelajari ilmu sosial please stay in touch !

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Apakah Program Olweus dapat Diterapkan di Dalam Pendidikan di Indonesia?

21 Mei 2024   23:45 Diperbarui: 22 Mei 2024   11:00 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
campussuite-storage.s3.amazonaws.com

          Perundungan telah menjadi permasalahan pokok di Indonesia. Menurut data dari KPAI dari bulan Januari sampai Agustus 2023 terdapat kurang lebih 87 kasus perundungan. 

          Perundungan sendiri merupakan tindakan mengganggu, mengusik, atau menyakiti orang lain secara fisik atau psikis. Tindakan ini memiliki banyak ragam seperti perundungan fisik yaitu perundungan dengan cara menyakiti orang lain dengan memakai kekerasan seperti memukul, menendang serta tindakan kekerasan lainnya. Bentuk perundungan lainnya adalah perundungan verbal yaitu perundungan yang biasanya memakai kata kata, contohnya adalah memanggil orang dengan kata hewan seperti babi karena bentuk tubuhnya yang besar. Diatas adalah dua bentuk ragam perundungan dari sekian banyaknya bentuk seperti perundungan siber, pelecehan seksual dan perundungan sosial. 

           perundungan  memiliki dampak dengan jangka yang sangat panjang. Menurut jurnal Archives of disease in childhood salah satu dampak panjang adalah kesehatan yang buruk, termasuk lebih banyak rasa sakit pada tubuh, sakit kepala, dan pemulihan penyakit yang lebih lambat. Dampak lainnya adalah memiliki kualifikasi pendidikan yang lebih rendah dan kesulitan mempertahankan pekerjaan dan memenuhi kewajiban keuangan. 

          Dampak jangka panjang tersebut tidak hanya mempengaruhi anak anak namun juga saat mereka beranjak dewasa, selain itu dampak tidak langsungnya adalah jeleknya institusi pendidikan dalam menangani kasus perundungan di mata lokal maupun internasional. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia seperti membuat buku mengenai cara mengatasi perundungan, namun dampaknya belum terlalu signifikan terhadap penurunan kasus perundungan. 

           Salah satu upaya yang dapat di kembangkan sebagai langkah mengatasi perundungan adalah program Olweus. Program olweus adalah program yang dikembangkan oleh Dan Olweus, seorang psikolog dari Norwegia yang merupakan pionir dalam penelitian bullying. Program ini memiliki tujuan untuk Mengurangi perundungan, Meningkatkan Hubungan Siswa dan Meningkatkan Keselamatan Sekolah. Program ini memiliki tiga tingkatan, pertama tingkatan Sekolah, Kedua Tingkatan kelas, Ketiga yaitu tingkatan individu. 

           Ditingkatan sekolah terdapat sub program intervensi seperti Survei perundungan yaitu Mengumpulkan data tentang insiden bullying melalui survei anonim untuk siswa. Sub program lainnya adalah Kebijakan Anti-perundungan  atau mengembangkan kebijakan yang jelas dan tegas tentang perundungan, termasuk definisi, prosedur pelaporan, dan konsekuensi bagi pelaku bullying. Yang terakhir adalah Pelatihan untuk Guru dan Staf dengan cara Memberikan pelatihan kepada guru dan staf sekolah tentang cara mengenali dan menangani perundungan. 

           Ditingkatan kelas juga terdapat sub program intervensi seperti Kegiatan Bulanan yaitu Melaksanakan kegiatan atau diskusi bulanan tentang bullying dan bagaimana cara menghadapinya. Sub program yang tidak kalah penting lainnya adalah Aturan Kelas dengan Mengembangkan aturan kelas yang secara eksplisit melarang perundungan dan mempromosikan perilaku positif. Sub program yang terakhir adalah Pertemuan dengan Orang Tua  secara rutin membahas informasi dan memberi dukungan terhadap korban perundungan. 

             Tingkatan yang terakhir adalah tingkatan individu, yaitu dengan cara memberikan dukungan terhadap korban perundungan serta menghadapi pelaku bullying dengan cara yang mendidik dan memberikan konsekuensi yang sesuai untuk perilaku mereka. Mendorong siswa yang menjadi saksi bullying untuk melaporkan insiden dan mendukung korban juga tidak kalah penting dalam menyempurnakan program ini. 

              Program Olweus biasanya dilaksanakan dalam jangka waktu beberapa tahun dan memerlukan komitmen dari seluruh komunitas sekolah, termasuk siswa, guru, staf, dan orang tua. Program ini juga memerlukan evaluasi dan penyesuaian secara berkala untuk memastikan efektivitasnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun