Mohon tunggu...
Jeremy Lapian
Jeremy Lapian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi S1 di Universitas Pamulang

Fotografi, Membaca, dan Menyelam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Inilah 8 Bahasa Daerah di Minahasa yang Terancam Punah!

8 Desember 2024   12:57 Diperbarui: 8 Desember 2024   13:01 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Upacara Adat di Watu Pinabetengan yang merupakan tempat peninggalan bersejarah ditemukannya "tulisan" bahasa daerah Minahasa. (Sumber: iNews Manado)

Minahasa, wilayah yang kaya akan budaya, memiliki beragam bahasa daerah yang menjadi bagian dari identitas masyarakatnya. Bahasa-bahasa tersebut meliputi Bahasa Bantik, Bahasa Ponosokan, Bahasa Tombulu, Bahasa Tondano, Bahasa Tonsawang, Bahasa Tonsea, Bahasa Ratahan, dan Bahasa Tontemboan. 

Semua bahasa ini termasuk dalam rumpun Austronesia dan memiliki tiga dialek utama, yaitu Tountemboan, Toulour Jaton, dan Tombulu, dengan tingkat perbedaan antardialek sebesar 68--77 persen.

Namun sangat disayangkan, penggunaan bahasa-bahasa daerah di Minahasa semakin berkurang dan kini terancam punah. Beberapa desa di Sulawesi Utara yang masih menggunakan bahasa Minahasa, seperti Desa Poopo di Kecamatan Passi Timur (Kabupaten Bolaang Mongondow), Desa Paku Ure II di Kecamatan Tenga (Kabupaten Minahasa Selatan), dan Desa Ritey di Kecamatan Amurang Timur (Kabupaten Minahasa Selatan), menghadapi tantangan besar dalam melestarikan bahasa daerah mereka.

Penyebab Penurunan Terhadap Penggunaan Bahasa Daerah

Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan bahasa daerah di Minahasa terancam punah:

  • Kurangnya kemampuan generasi muda dalam berbahasa daerah.
  •  Ketidaksinambungan pewarisan bahasa, di mana orang tua tidak lagi mengajarkan bahasa daerah kepada anak-anak mereka.
  •  Stigma terhadap bahasa daerah yang dianggap kuno dan tidak relevan dengan perkembangan zaman.

Langkah Yang Perlu Dilakukan Untuk Pelestarian Bahasa Daerah

Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara, Januar Pribadi S.I.P., M.M. (Sumber: Tribun Manado)
Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara, Januar Pribadi S.I.P., M.M. (Sumber: Tribun Manado)

Dalam menghadapi ancaman ini, Kepala Balai Bahasa Sulawesi Utara, Januar Pribadi, telah berinisiatif untuk melestarikan bahasa daerah melalui berbagai upaya, antara lain:

  • Pembuatan modul bahasa daerah sebagai bahan pembelajaran di sekolah.
  • Pelatihan keterampilan guru agar mampu mengajarkan bahasdaerah dengan baik.
  • Penerbitan buku-buku berbahasa daerah, yang bertujuan untuk meningkatkaLamn minat baca dan kebanggaan terhadap bahasa lokal.

Langkah-langkah ini diharapkan dapat memperkuat posisi bahasa daerah di tengah derasnya arus modernisasi. Tetapi partisipasi aktif dari masyarakat, terutama generasi muda, tetap menjadi kunci utama dalam menjaga warisan budaya ini agar tidak hilang ditelan waktu.

Pelestarian bahasa daerah bukan hanya soal mempertahankan identitas, tetapi juga menjaga kekayaan budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Sudah saatnya semua pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat, bergandengan tangan untuk menyelamatkan bahasa daerah di Minahasa ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun