PengantarÂ
Kritik narasi adalah perkembangan metode tafsir sesudah metode kritik sejarah dan kritik sosial saintifik. Kritik ini lahir dari presuposisi bahwa teks Alkitab adalah sebuah narasi yang just like any other book, sehingga dapat diperiksa sebagai sebuah cerita.Â
Kritik narasi memahami teks sebagai satu kesatuan (satu perikop tidak bisa dilepaskan dari keseluruhan kitab). Kritik narasi tidak memberi perhatian terhadap proses terjadinya teks atau kesejarahan dalam teks. Tetapi, ia melihat teks dalam bentuk akhirnya, sebagaimana yang kita miliki sebagai pembaca  dan penafsir modern saat ini.
Dengan menggunakan  kritik narasi, kita akan "bertemu" dengan penulis bayangan atau implied author dan pembaca bayangan atau implied reader yang ada  dalam teks.Â
Tugas kita sebagai penafsir, bukanlah menyelidiki siapa mereka (implied author and reader), melainkan bagaimana kita membaca teks layaknya implied reader. Penggunaan kritik narasi membutuhkan pemahaman terhadap elemen-elemen dalam teks antara lain: events atau persitiwa, characters atau karakter, dan setting atau latar.Â
Elemen - elemenÂ
1. EventsÂ
Narasi adalah the "story-as-discourse". Penggalian events ditentukan oleh Kernels dan satellites (kernel: Â cerita yg tidak bisa dihilangkan; satellite: poin cerita yang dapat dihilangkan tanpa mengganggu plot cerita), order (ada perbedaan antara story time dan discourse time), durasi, frekuensi (kekerapan), causation (penyebab), dan konflik.
2. Karakter
Karakter dibangun oleh implied author untuk mengisi peran dalam cerita. Kritik narasi berusaha meneliti proses "karakterisasi"yang dilakukan implied author dan bagaimana implied reader memahami dan "menghidupkan" karakter tersebut.
3. Setting