ni post kedua saya di kompasiana, saya ulangi nama asli saya Jeremy Christian Karamoy dari SMA negeri 16 kelas X-4 (10.4). Kali ini saya ingin menceritakan beberapa hal tentang apa yang ingin saya tuju/ cita cita saya. Untuk pertama kalinya saat saya masih duduk di bangku sekolah dasar (SD), saya belum berpikir jauh untuk menjadi apa nanti di masa depan, itulah sebabnya, ketika saya mendapat pertanyaan “cita-cita kamu mau jadi apa ?” saya selalu menjawab dengan “tidak tahu” atau “entahlah” bahkan “belum punya” dengan semua kata kata itu saya merasa bahwa saya adalah satu-satunya orang yang tidak mempunyai cita-cita, bahkan saya pernah berpikir kalau orang yang tidak mempunya cita-cita itu sama seperti burung tanpa sayap yang tidak bisa kemanapun, itu bisa diartikan sebagai orang tanpa tujuan hidup. Dan ada sedikit masa gelap dari sekolah dasar yang ingin saya bahas. Sebenarnya saya tidak ingin membahas, karena saya tidak ingin mengingat-ngingatnya, tapi, saya akan menuliskan yang terpentingnya saja.
Masa sekolah dasar adalah masa paling kelam dan paling buruk bagi saya. Saya setiap harinya hanya bisa hidup lewat media social atau dunia maya. Sementara di kehidupan nyata, semuanya benar-benar berbalik, karena saya adalah satu-satunya target bully di SD. Hampir semua anak baik laki-laki maupun perempuan melakukan hal yang saya tidak suka seperti memaki, menyumpahi, menjahili dengan berbagai cara sampai menelanjangi saya. Memang semua itu membuat saya merasa bahwa DUNIA INI BUSUK. karena sebagian dunia, bagian yang sangat kecil dari dunia memperlakukan daya demikian. Suatu hari, di saat beberapa hari setelah saya mendapatkan perlakuan paling keterlaluan itu, saya berpikir untuk membalas mereka dalam khayalan, karena mereka semua memperlakukan saya sesuka hati, saya pun menghayalkan demikian, tapi jika membalas semua perbuatan itu di dunia ini, mungkin saya akan menjadi criminal muda yang mau membunuh 1 kelas (hanya kiasan). Jadi pada saat itu lebih baik, saya menulis sebagian cerita hidup saya, tetapi, saya memulai menulis dari kelas 2 SMP, karena dari waktu-kewaktu saya belum berpikir untuk menulis sebuah buku.
Dari kelas 1 SMP saya memikirkan beberapa ide-ide pokok, menyusun jalan cerita yang saya buat dari tulisan saya. Lalu saya juga mencari referensi dari film-film animasi, drama, bahkan action. Setelah mendapatkan semua ide itu matang-matang, akhirnya saya mulai menulis di kelas 2 SMP, tiap harinya, saya menulis diatas buku uang tebalnya 200 halaman, buku yang saya gunakan adalah buku catatan seperti buku agenda kerja. Hari demi hari biasanya saya tuliskan 1 sampai 2 halaman tulisan saya ke buku catatan itu. Terkadang di SMP dimana saya sekolah, selalu diadakan razia untuk menjaring barang-barang yang berbahaya maupun buku yang tidak termasuk buku untuk belajar serta barang yang tidak ada kaitannya dengan belajar. Saat itu saya selalu menyembunyikan buku catatan untuk menulis saya di bawah pot tanaman hias di sekitar sekolah. Itulah mengapa saya selalu ditanyakan teman-teman saya bagaimana bias saya lolos dari razia. Dalam 3 bulan, saya berhasil menyelesaikan tulisan saya (buku pertama), tetapi saya melupakan satu hal, karena saya menulis dengan bahasa inggris, dan bukan bahasa Indonesia, target saya memang membuat cerita bahasa inggris, tapi saya lebih baik membuatnya dalam bahasa Indonesia terlebih dahulu agar mudah di pahami. Saat saya duduk di Kelas 3 SMP saya tidak mempunyai waktu luang untuk menerjemahkan tulisan saya, karena tugasa yang berat, serta jadwal yang padat membuat saya kesulitan untuk hanya menyentuh buku catatan saya di rumah. Bahkan setelah saya lulus dari SMP saya juga masih belum mempunya waktu untuk menerjemahkan tulisan saya, karena target tulisan saya sebanyak 400 halaman, dan itu hanya salah satu dari sekian buku yang ingin saya tulis, karena saya berencana menulis sebanyak 13 seri buku itu dengan beberapa tambahanbeberapa seri, meskipun berbeda buku, namun saya membuat semua ceritanya saling berkaitan. Jadi total seri yang saya ingin tulis adalah sebanyak 21 buku. Dan saya mulai berpikir kalau menulis sebanyak itu mungkin memerlukan waktu yang banyak atau mustahil untuk saya lakukan, karena saya belum tahu bahwa penulis favorit saya bias menulis lebih dari 21 buku.
Semua waktu untuk menulis di saat liburan tidak saya gunakan dengan baik, karena saya selalu bermain dengan teman-teman satu sekolah serta teman dai sekolah lain, mulai dari bermain game online, bersepeda, meeting di rumah teman, dan aktivitas menyenangkan lainnya. Selain itu, saya menjadi sibuk karena setiap hari libur, saya dan teman-teman saya beserta saya sedang membuat komik yang akan dipulikasikan lewat majalah Re-On untuk nantinya, jadi saya sibuk untuk menulis cerita lain, bukan untuk menulis atau menerjemahkantulisan saya. Dan selain menjadi penyusun cerita, saya bertugas menjadi editor gambar komik (menebalkan gambar) yang sudah diselesaikan, jadi begitulah saya dalam liburan, saya tidak punya waktu atau lebih tepatnya tidak dapat mengatur waktu dengan baik untuk menerjemahkan tulisan saya, sampai liburan berakhir. Setelah semua liburan berakhir, hari pertama saya masuk SMA akan segera dimulai, pada waktu itu saya mendapatkan waktu untuk menerjemahkan sebagian kecil tulisan saya baik disekolah maupun rumah. Dan satu minggu kemudian, saya mendapatkan ide lain untuk menulis cerita lain. Ide-ide ini bermunculan saat membaca buku seri “The Secrets Of The Immortal Nicholas Flamel” yang ditulis oleh Michael scott, lalu “Harry Potter” (seri) yang ditulis J.K Rowling , dan Kathryn Lasky yang menulis “Guardians Of Ga’Hoole” sementara referensi lain saya dapatkan dari film barat yang bejudul “I am number four” Dan sedikit referensi karena bermain game online. Untuk novel yang saya tulis dari kehidupan sekolah asya berjudul 12 Zodiac, Mirror World, 17 Guardian. Ketiganya saling berkaitan lewat ceritanya, serta tokoh utamanya.karena saya mendapatkan ide untuk mereferensi film science fiction, saya berniat untuk menulis cerita lain lewat semua referensi yang saya kumpulkan.
Di bangku SMA, karena ada penjurusan, saya berniat untuk masuk penjuruan IPA, karena menjadi penulis itu tidak tergantung penjurusan, begitu kata teman saya, menurut saya, semua orang yang bias mengarang sebuah cerita yang fantastis, luarbiasa hebat, dan baru bias menjadi penulis, dan semoga saja saya bias menjadi salah satu penulis ternama indola saya. Sekarang, saya selalu menulis terjemahan tulisan saya, setelah itu saya mengetiknya dalam Microsoft Office Word dari Windows. Lalu rencana selanjutnya setelah berhasil mengetik, saya akan mencari penerbit untuk menerbitkan lalu mencetak tulisan saya ke dalam buku. Dan saya rasa, hal itu masih terlalu dini untul dibicarakan, karena sejauh ini saya beru mengetik sebanyak tujuh dari empat puluh bab, sementara menulis sebanyak dua puluh tiga dari empat puluh bab. Entah kapan saya bias menyelesaikannya tetapi saya akan tetap berusaha agar cita-cita ini bias terwujud, dan walaupun saya tidak tahu benar soal menulis serta ilmu bahasa, saya berharap tulisan saya ini banyak orang ayng berminat untuk membacanya nanti, sebab, beberapa teman saya berkata terlalu sulit untuk membaca prolognya, walaupun begitu, saya tetap akan berniat penuh untuk menjadi penulis.
Maaf jika ada kata-kata yang tidak sopan atau menyinggung untuk pembaca, saya ucapkan terimakasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H