COVID-19 adalah penyakit akibat infeksi virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). COVID-19 dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, mulai dari gejala yang ringan seperti flu, hingga infeksi paru-paru, seperti pneumonia. Sudah dua tahun lebih Indonesia menerima efek pandemi karena akibat Covid -19 yang tak kunjung membaik.
Omicron adalah sebuah varian baru dari virus corona penyebab Covid-19. Hal ini yang mengakibatkan lambatnya proses penyembuhan penyakit menular Covid-19. Kasus pertama omicron ini terdeteksi pada seorang petugas kebersihan berinisial N yang bekerja di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta.
Menkes merinci para petugas kebersihan Wisma Atlet diambil sampel rutin pada 8 Desember 2021. Hasil pemeriksaan keluar tanggal 10 Desember 2021 didapati 3 orang terkonfirmasi positif COVID-19. Ketiga sampel selanjutnya dikirim ke Balitbangkes untuk dilakukan Whole Genome Sequencing (WGS). Hasil pemeriksaan sampel keluar tanggal 15 Desember dan didapati 1 dari 3 sampel terkonfirmasi positif varian Omicron
Untuk menanggulangi varian Omicron, Indonesia telah menemukan solusi untuk bisa mengatasi varian baru mutasi virus penyebab Covid-19. Adapun vaksin yang dilakukan ada Moderna dan Pitzer. Dilansir dari Penasihat Medis Utama Presiden Amerika Serikat Dr Anthony Fauci pada Rabu (15/12/2021), yang mengungkapkan bahwa Moderna dan Pitzer sangat efektif melawan varian baru Omicron yang mana ditandai dengan hal positif di mana kenaikan perlindangan tubuh setelah pemberian dosis ketiga jenis tersebut.
Dari gambaran di atas, pandemi telah banyak merubah hal kepribadian manusia, baik dari segi ekonomi, kesehatan bahkan sosial/perilaku masyarakat yang cenderung bekerja dan belajar dari rumah. Salah satu kegiatan yang paling sering dilakukan adalah berselancar di Internet.
Saya Jeremy Martin Simanjuntak, mahasiswa dari Universitas Diponegoro ingin memberikan edukasi penting nya mengetahui cara aman dalam menjelah internet supaya orangtua dan anak bisa terhindar dari konten negatif. Adapun konten negatif bisa berupa SARA, Pornografi, Penipuan. Selain menghindari konten negatif, di harapkan dengan edukasi ini masyarakat bisa meningkatkan keamanan data pengguna sehingga meminimalisir hacking ke pengguna.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2022. Edukasi tersebut mendapatkan respon positif dari Ketua RT dan warga setempat. Beberapa warga memberikan ulasan bahwa edukasi yang dilakukan bermanfaat untuk menambah pengetahuan serta menambah wawasan selama pandemi Covid-19 berlangsung.
Penulis : Jeremy Martin Simanjuntak, Mahasiswa Teknik Komputer Universitas Diponegoro
DPL : Dr. Hartanti Sandi Wijawanti, S.Gizi, M.Gizi