Mohon tunggu...
Jeremi Somin
Jeremi Somin Mohon Tunggu... -

Future Art Director and Produser

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kembalinya Sinetron Fenomenal, Si Entong

9 Maret 2015   15:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:56 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1425890487790731713

Di tengah maraknya sinetron remaja yang menunjukan cinta-cintaan di bawah umur, atau sinetron tentang manusia serigala atau manusia yang bisa berubah menjadi berbagai macam binatang, semakin sedikit sinetron yang menayangkan kehidupan sehari-hari yang terjadi secara nyata di Indonesia. Sekitar tahun 90'an kita dihibur oleh sinetron atau tayangan seperti Si Doel Anak Sekolahan, Pepesan Kosong, dan masih banyak lagi yang dimana benar-benar menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, tidak berlebihan, dan tidak menghayal.

Sekarang ditengah fenomena sinetron binatang-binatangan dan vampir-vampiran tadi, MNCTV kembali mengahadirkan sinetron yang dahulu pernah booming dan sempat dijadikan animasi dengan rating yang bagus juga, sinetron itu adalah "Si Entong". Si Entong kini kembali dengan judul "Si Entong Santri Cilik".

Sinetron ini tetap menampilkan Si Entong menjadi peran utama, dimana menceritakan kehidupan Entong dimulai dari kelahirannya yang di anggap mukjizat di bulan Muharam/Suro,  karena bulan tersebut cukup di muliakan, keistimewaannya sudah mulai terlihat pada saat Entong berumur 3 tahun. Ia sudah bisa menulis arab, dan mulai bisa membaca dan menghafal Al-Quran pada saat berumur 5 tahun.

Hal tersebut sontak tersebut membuat para tetangga iri, Adalah Minah, Jamilah dan Gembul (tetangga Entong) menyebarkan gossip bahwa anak yang lair di bulan Suro adalah anak pembawa sial. Mengetahui hal tersebut Maryam yang merupakan Ibu Entong, bersabar dan tetap menjalankan aktivitas kesehariannya seperti biasa. Ia yang berprofesi sebagai tukang ayam tetap berpendirian bahwa hal yang wajib ia lakukan adalah mendidik Entong sebaik-baiknya tanpa menghiraukan apa kata orang lain. Dalam lubuk hatinya yang terdalam Maryam merindukan sosok seorang pemimpin keluarga, sebenarnya ia sangat mengkhawatirkan  Hambali, sang suami yang pergi meninggalkannya pada saat entong berusia satu bulan dalam kandungan.

[caption id="attachment_372172" align="aligncenter" width="480" caption="Si Entong Santri Cilik (mnctv.com)"][/caption]

Seiring berjalannya waktu di saat Entong berumur 8 tahun ia sudah sering menjadi panutan para warga termasuk Pak Ustad (Adi Bing Slamet), ia kagum dengan ilmu agama yang dimilki oleh Entong. Namun sayang, ada saja tetangga yang tak menyukai sosok Entong dan Maryam. Makmur sekeluarga menaruh rasa iri karena Entong sering menjadi buah bibir warga. Melalui anaknya yang bernama Laila, Makmur sering berusaha mencelakai Entong. Suatu ketika Entong bertekad ingin mencari keberadaan Hambali ayahnya. Entong kaget saat mengetahui bahwa ayahnya sudah menikah lagi dengan wanita lain dan memiliki anak yang seumuran dengannya. Mulailah segala masalah dibalut dengan kelucuan dan pelajaran yang mendidik hadir di Sinetron ini.

Para pemeran di sinetron ini pun kualitasnya tak perlu diragukan lagi. Selain Al Buqhori yang menjadi Entong dan Adi Bing Slamet sebagai Pak Ustad, didukung pula oleh Reina Ipeh, Daus Separo, Mastur, Ginanjar, Adam Farel, dan masih banyak lagi. "Si Entong Santri Cilik" tayang setiap hari pukul 18.30. Jadi kita masih bisa menyaksikannya bersama-sama dengan keluarga. Semoga tayangan yang menghibur, mendidik, dan tidak menghayal berlebihan serta tidak menyajikan cinta-cintaan di bawah umur semakin banyak di layar kaca kita. Hidup perfilman Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun