Kita terbiasa menggunakan bantal sewaktu tidur,sebagai alas pantat, alas punggung, dan sebagainya, sehingga refleksi terhadapnya kadang terabaikan. Apakah bantal itu dan apa maknanya bagi hidup manusia? Apakah ia hanya bisa dimaknakan secara konotatif atau dapat juga bermakna religious-spiritual? Merefleksikan bantal sebagai produk budaya ternyata bisa membuat kita memahami makna kehidupan manusia. Dalam arti itu, bantal membantu kita merenungkan makna hidup kita sendiri sebagai manusia.
Kamus Besar Bahasa Indonesia online memaknakan "bantal" sebagai "alas kepala, alasduduk, sandaran punggung, dan sebagainya yang dijahit seperti karung, diisi dengan kapuk, sabut, atau semacamnya" Itu definisi fungsional "bantal".
Manusia --bahkan binatang-- menggunakan bantal untuk menciptakan rasa nyaman dan nikmat bagi tubuhnya. Meskipun dalam perkembangannya bantal "mengemban" fungsi dekoratif dalam artian sebagai penghias rumah dan sebagai penanda kelas sosial, makna asalinya sebagai pemberi rasa nyaman pada tubuh tidak bisa dilepaskan darinya.
Berkembang dalam Kebudayaan Manusia
Tidak bisa dipastikan kapan manusia dan binatang mulai mengenal dan menggunakan bantal. Meskipun demikian, amatan terhadap perilaku binatang, misalnya monyet dan binatang lainnya yang menggunakan tangan sebagai pengalas kepala ketika tidur, dapat dikatakan bahwa manusia dan binatang sudah lama terbiasa menggunakan bantal sebagai pengalas kepala ketika tidur.
Tidak jarang juga mereka menjadikan batu atau kayu sebagai pengalas kepala.
Diperkirakan sejak periode domestikasi binatang (domestikasi binatang pertama kali terjadi pada zaman mezolithikum. Anjing, misalnya, didomestikasi manusia kira-kira 15 ribu tahun yang lalu), binatang peliharaan membiasakan diri menggunakan bantal juga sebagai pengalas kepala sewaktu tidur.
Meskipun demikian,penggunaan "bantal" sebagai pengalas kepala demi rasa nyaman sewaktu tidur diperkirakan berasal dari periode sebelum domestikasi. Kira-kira selama 5-23 juta tahun lalu, kera tipe besar penghuni hutan mulai menggunakan alat-alat tertentu sebagai bantal pengalas kepala, antara lain kayu, Kera-kera besar itu bahkan mampu meningkatkan kualitas tidurnya sampai 9 jam per hari karena tidur menggunakan bantal sebagai pengalas kepala.Â
Dan itu menguntungkan mereka, terutama dalam logika persaingan dan kebertahanan hidup. Oleh karena tidur yang lelap (tanpa gaduh), kera-kera terbebas dari incaran pemangsa. Selain itu, tidur yang lelap dan cukup mampu meningkatkan kapasitas kognitif mereka.
Dalam kebudayaan Mesir dan Yunani Kuno, sumber rercatat yang menunjukkan pemakaian bantal dalam hidup manusia dan binatang adalah periode peradaban Mesopotamia, yakni sekitar 7000 tahun sebelum masehi.
Bantal di masa ini digunakan hanya oleh keluarga-keluarga kaya. Jumlah bantal yang dimiliki bahkan menjadi penanda dan simbol status sosial. Semakin sebuah keluarga memiliki banyak bantal, semakin dia dikenal dan diakui sebagai keluarga kaya.
Pada saat bersamaan, bantal juga mengemban fungsi sebagai alat penyembuh rasa sakit pada leher, pundak, dan punggung. Sudah sejak masa ini, bantal juga digunakan sebagai alat untuk membersihkan dan menghindarikan rambut, telinga dan mulut manusia dari berbagai serangga selama tidur.