Mohon tunggu...
YEREMIAS JENA
YEREMIAS JENA Mohon Tunggu... Dosen - ut est scribere

Akademisi dan penulis. Dosen purna waktu di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sulitnya Mengubah Kebiasaan Buruk Manusia

26 Februari 2018   23:24 Diperbarui: 28 Februari 2018   07:28 3259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Psychological.co

Dalam cara berpikir demikian juga seharusnya kita berbicara mengenai tindakan yang baik. Intinya, lebih baik membiasakan tindakan-tindakan yang baik, di mana pada tahap awal sebelum menjadi kebiasaan, kerja nalar dan pertimbangan rasional diberi ruang. Juga motivasi tindakan dan disiplin diri untuk terus bertindak secara baik. Ketika tindakan-tindakan baik itu sudah menjadi kebiasaan (habit), kerja nalar dengan berbagai pertimbangannya bisa kurang berperan di dalamnya, tetapi itu bukan sesuatu yang harus ditakutkan.

Meskipun begitu, tidak ada sesuatu yang sifatnya otomatis dalam tindakan manusia. Kalau pun orang sudah memiliki kebiasaan baik, ia tetap saja bisa melakukan hal-hal yang buruk dan merugikan, dan kadang-kadang perubahan itu terjadi secara cepat, drastis, bahkan dramatis. Kasus-kasus immoral yang melibatkan orang  yang selama ini dikenal baik dapat dikategorikan ke dalam cara berpikir seperti itu.

Karena itu, menurut saya, baik juga kalau kita tidak melulu mengikuti kebiasaan, meskipun itu kebiasaan baik. Terhadap kebiasaan buruk, kita senantiasa berusaha mengubahnya. Terhadap kebiasaan baik, kadang perlu disadari dan dipertanyakan: apakah kebiasaan itu memang sudah baik adanya? Atau, jangan-jangan ada sesuatu hal yang masih harus diperbaiki lagi supaya menjadi lebih baik. Intinya, jangan tenggelam dalam rutinitas dan kebiasaan.

Meski tampak sepele, sering kita melupakan kebijaksanaan hidup semacam ini. Jangan lupa, 45 persen manusia hidup berdasarkan kebiasaan, entah baik atau buruk. Karena itu, mengusulkan cara menjalankan kehidupan dengan menyeimbangkan antara rutinitas (yang telah menjadi kebiasaan) dengan mempertimbangkan secara rasional berbagai tindakan yang diambil bukanlah suatu pekerjaan mudah. Tetapi itu memang harus kita lakukan demi menyempurnakan kehidupan kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun