"Life is winning again in America"
Demikian pernyataan tegas Mike Pence, Wakil Presiden Amerika Serikat menyambut rencana demonstrasi besar-besaran yang dilakukan kelompok pro-life di Washington DC, hari Jumat, 19 Januari atau hari Sabtu waktu Indonesia.Â
Rencananya Presiden Donald Trump akan menyapa para demonstrasi melalui sebuah pidato yang akan disampaikannya melalui sebuah link video dari Taman Mawar (Rose Garden), tempat yang dalam tradisi biasa digunakan untuk mengumumkan kebijakan-kebijakan utama tertentu dan menerima tamu-tamu diplomatik. Menarik mencermati perkembangan ini, karena Trump akan menjadi presiden AS yang menyampaikan pidato dalam demonstrasi anti aborsi dalam 45 tahun terakhir.
Demonstrasi tahunan ini disebut dengan nama "Pawai untuk kehidupan" (March for Life). Sebagai calon presiden, tahun lalu Donald Trump bahkan berada di antara para peserta demonstrasi, menyeruhkan yel-yel anti aborsi. Dan publik melihat ini sebagai keberpihakan politik kelompok konservatif mengingat Trump maju sebagai calon presiden dari Partai Republik yang selama ini memang diasosiasikan sebagai partai anti-aborsi. Mike Pence sendiri tidak akan menghadiri demonstrasi ini karena sedang dalam lawatan kenegaraan ke Timur Tengah.
Memang betul, bahwa Ronald Reagen dan George W. Bush pernah menyampaikan pesan mereka dalam pawai dan demonstrasi tahunan tersebut. George W. Bush melakukannya via panggilan telepon dari Roswell, negara bagian New Mexico. Sementara Ronald Reagen sendiri menghindari desakan publik untuk menghadiri pawai dan demonstrasi tersebut atas nama pribadi, dan kemudian memilih berbicara kepada para demonstran melalui pengeras suara yang dipasang di luar pintu gerbang Gedung Putih.
Sikap pragmatis Trump
Sebagian pengamat justru melihat bahwa sikap Donald Trump yang secara resmi mendukung dan berbicara kepada para demonstran ini seakan-akan memperlihatkan tidak adanya dilema dalam sikapnya, seakan-akan watak asli Trump memang seorang antiaborsi. Padahal jika melihat rekam jejaknya, Donald Trump aslinya bukan seorang antiaborsi. Sejak semula dirinya sebenarnya adalah seorang pro choice alias pro aborsi.Â
Sikap pro choice telah menjadi sikap moral dan politik Donald Trump sebelum tahun 2011, tahun di mana dia memutuskan untuk masuk dalam persaingan menjadi Presiden Amerika Serikat. Publik masih ingat betul ketika Donald Trump mengatakan secara jelas posisi moralnya sebagai pendukung aborsi, katanya, "... aku adalah seorang pro-choice sejati, dan aku memang sangat pro-choice".
![Donald Trump, Presiden Amerika Serikat yang belakangan bersikap pragmatis dengan mendukung kelompok anti aborsi. Sumber: https://www.theguardian.com/us-news/2018/jan/18/donald-trump-march-for-life-endorsement](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/01/19/donald-trump-5a61f4e2cbe52378b5491223.jpg?t=o&v=770)
Tetapi sikap Donald Trump kembali mendua ketika di tahun 2016, dia mengatakan kepada publik (The Guardian, 28 Oktober 2016) bahwa dirinya akan menghentikan pendanaan program Planned Parenthood. Trump bahkan mengatakan secara jelas bahwa jika terpilih, dirinya tidak akan menaruh perhatian dan usaha khusus untuk membongkar kembali kasus Roe vs Wade, dan dengan begitu, Trump memiliki niat untuk tetap mendukung aborsi.