Ketika tangis menjadi gerimis
Pedih dan naluri tak lagi berekspedisi.
Ciuman sinis di pipi pun berganti posisi dan menyusuri segala rupa. Entah hawa napsu beranjak dalam percintaan yang eksotis akan kesetiaan atau perjanjian yang tak teruji dengan kepastian.
Kegadisan yang tak sederajat
Diperjual dengan perasaan.
Begitu keperawanan tak tercengang dengan kesantunan. Â
Rasa hormat terhadap darah perawan
Menjadi jalur spontan akan kesetiaan.
Harga diri pun mati.
rahang-rahang kehidupan pun dicincang hingga ngilu tak ada titik kata.
Dan mencintai yang sekedar kontak mata dan kata tersuling rapih dengan persetubuhan yang pragmatis akan percintaan.
"Terima kasih cinta
untuk bercinta"
Kata yang murah terlantun seketika
Ereksi yang tertatih-tatih.
Dan selanjutnya napsu itu adalah solusi pertama jalur kesetiaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H