Alhamdulillah. Semalam kami berhasil mewawancarai Jokowi di sela2 kesibukan beliau. Berhasil pula kami memancing pandangan beliau tentang Kompasiana.
Jerami: Apa kebijakan Anda kalau Anda menjadi Admin Kompasiana?
Jokowi: Akan saya tegakkan dua prinsip. Kejujuran dan kerakyatan.
Jerami: Apakah slogan "Sharing.Connecting" akan Anda ubah pula?
Jokowi: Ya, harus itu. Orang2 mudah berbohong melalui "Sharing.Connecting".
Jerami: Bukankah ada prosedur verifikasi terhadap akun kita?
Jokowi: Kita lebih membutuhkan verifikasi informasi. Selama ini, Admin Kompasiana lebih disibukkan oleh verifikasi akun. Itu pun cuma administratif, bukan faktual. Setiap bos akan bisa dengan mudah memanfaatkan KTP karyawan2nya untuk verifikasi. Lalu ia dapat membuat akun abal2 sebanyak jumlah karyawannya untuk mendongkrak popularitasnya di Kompasiana. Apakah dengan begini, kita didorong untuk menegakkan kejujuran?
Jerami: Lantas, bagaimana cara menegakkan kejujuran di Kompasiana?
Jokowi: Kita bisa pakai banyak cara. Verifikasi akun masih kita butuhkan, tapi kita perlu pula cara2 lain yang lebih efektif. Salah satunya yang terpenting, ciptakan suasana yang kondusif bagi tumbuh-kembangnya kejujuran. Kita harus menghargai kejujuran, jangan justru mencelanya! Bukankah kalau orangtua suka mencela anak2nya ketika mereka jujur, maka itu berarti mendorong mereka untuk berbohong di waktu2 mendatang?
Jerami: Bisa kasih contoh kasus di Kompasiana?
Jokowi: Lihat artikel mas Waris Darmadi tadi pagi, "Wartawan dan Penulis Kondang Jangan Nulis di Kompasiana, Dong!". Itulah contoh artikel yang berisi kejujuran penulisnya. Tapi perhatikan komentar2 di bawah artikel itu. Berapa persen yang menghargai kejujurannya? Berapa persen yang mencela usulannya?