Mohon tunggu...
jeraljefta
jeraljefta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jeral Jefta Ramadhani | Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya | Asal Kediri.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kritis Tapi Kosong: Kritisku Hanya Sekedar Bunga Tidak Sampai Akar

18 Desember 2024   02:14 Diperbarui: 18 Desember 2024   08:40 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://i.pinimg.com/736x/8b/7a/23/8b7a237175285028913943dbe9344163.jpg

Fenomena Kritis.

pada era sekarang, berfikir kritis adalah kunci dari keberhasilan hidup. dalam segi apapun jika kita berfikir secara kritis atas suatu tindakan yang akan kita buat/ambil maka berfikir kritis adalah kunci dari keputusan yang baik. banyak orang yang kelihatannya dia itu sangat kritis dan vokal dalam beragumen dan berpendapat bahkan mengkritik segala hal entah itu kehidupan seseorang bahkan sampai pemerintah sendiri. kritis itu penting tapi cara berfikir kita itu harus memiliki referensi yang jelas, jangan hanya sekedar memilki sebuah pikiran/ argumen yang kritis tanpa memiliki referensi dan belum melakukan penilitian secara kualitatif maupun kuantitatif. jadi, dalam berfikir kritis itu harus memiliki logic yang sehat secara naluri.

Terkadang seseorang itu karena ingin terlihat bahwa dia itu seorang yang sangat kritis terhadap sesuatu atau ingin terlihat cerdas orang itu cenderung argumen yang membikin gaduh daripada yang benar-benar punya nilai. jadi, kritik mekera hanya "show of " yang dibuat oleh mereka dan tidak cenderung kritis itu menjadi diskusi. kritis yang bagus itu kritis yang mencari solusi dengan cara diskusi ilmiah. tapi sekarang kritis seseorang itu buat nunjukin kesalasahn orang lain tanpa ngasih alternatif atau jalan keluar. bukannya nambah membangun nilai dari kebenaran tatepi malah menjadi masalah baru.

Minimnya penegembangan diri.

kritis itu butuh dasar pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan berfikir logis. tapi, kalau fokusnya hanya sebagai mencari kesalahan dari seseorang tanpa belajar lebih jauh tentang pengetahuan akhirnya apa yang di omongkan hanyalah bualan semata atau tong kosong nyaring bunyinya. secara vokal dia sangat vokal secara subtansi dia minim isi. dengan itu bagi mereka yang menganut kritis tanpa referensi/ ilmu maka kritis itu hanyalah ajang bagi dia menunjukkan bahwa dia adalah seorang kritikus yang baik.

Bahkan menurut Scrieven dan Paul beliau mengemukakan bahwa berfikir kritis merupakan proses disiplin intelektual dalam mengonseptualisasi,menerapkan, menelaah, dan menyusun kesimpulan lalu mengevaluasi data dan informasi yang dimiliki. dari definisi yang mereka kemukaan, betapa rumitnya berfikir secara kritis yang benar itu. berfikir kritis itu meningkatkan kualitas dari  hasil pemikiran menggunakan teknik  sistematis yang menghasilkandaya pikir intelektualdalam ide-ide dan gagasan. 

Pemikiran Filosofis.

Sejak masa Plato, pemikiran filosofis senantiasa diricikan dengan sifat dialektis. bahkan,Sokrates yaitu gurunya Plato berfilsafat dengan metode dialektik yang artinya yaitu dialog. yang bisa kita maknai dengan suatu seni berdiskusi dengan aturan-aturan khusus. dengan berdialektika, maka dapat dimaknai bahwa segala sesuatu itu dapat berubah. Dialektika dikembangkan sebagai metode filsafat yang begitu populer oleh George Wilhelm Friedrich Hegel (1770-1831). Metode ini menganut paham bahwa jalan/cara untuk memahami kenyataan diperoleh dengan mengikuti gerakan/dinamika pemikiran-pemikiran atau konsep-konsep.

Menurut Hegel, tidak ada suatu kebenaran yang absolut (karena berlaku hukum dialektik) (Yang absolut hanyalah semangat revolusionernya, yaitu dua buah pengertian bertentangan yang kemudian didamaikan atau disintesiskan. Terdapat tiga unsur atau konsep dalam memahami dialektika, yaitu yang pertama disebut "tesis", kedua sebagai lawan dari yang pertama disebut dengan "antitesis". Selanjutnya dari pertarungan dua unsur ini lalu muncul unsur ketiga yang mendamaikan keduanya yang disebut dengan sintesis.

Sebenarnya ketika kita sudah memunculkan suatu pertanyaan didalam benak kita, maka kita sudah mengalami proses berfikir kritis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun