Mohon tunggu...
Jepriadi Tarmiji
Jepriadi Tarmiji Mohon Tunggu... -

Pemuda asal Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat. saat ini berusaha untuk menekuni dunia tulis menulis. Telah mengikuti kegiatan kejurnalistikan (amatir) sejak 2012, namun baru kini keinginan menekuni semakin kuat. semoga bisa lebih termotivasi dengan bergabung bersama Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mencintai Hutan = Mencintai Tuhan

3 Maret 2014   01:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:18 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika saya kecil dulu, diperkitakan tahun 1993-1998 saya dan teman-teman sering sekali bermain di hutan-hutan kampung kami. Hutan tersebut bahkan sangat dekat dengan rumah tempat kami tinggal.  Sepulang dari sekolah, tanpa persiapan panjang, hanya melepas seragam sekolah, tas dan sepatu, lalu mengganti kostum ala tentara (tentara kampung) langsung saja kami berlari menuju hutan tersebut.

Itu ketika musim sekolah. Jika musim liburan sekolah tiba, hari-hari kami bahkan dihabiskan didalam hutan, bahkan kami membuat persinggahan sementara (pondok) dalam hutan. Membawa beras, tempat menanak nasi yang kami buat dari eks kaleng susu, dan korek api. Kayu bakar tinggal kami ambil ranting-ranting terdekat. Kami bermain, laiaknya orang yang hidup dirumah, makan, belajar dan aktivitas lainnya di hutan.

Kami merasa tenang saja berada dialam. Bersahabat dengan alam rasanya memberikan ketenangan yang tiada tara. Main perang-perangan, sumpit-sumpitan, menjadi aktivitas keseharian kami. Tak ada pepohonan dan hewan yang marah ketika kami bermain disana.  Suara burung yang merdu juga sering kami dengar ketika berada di alamnya (hutan).

Seiring berjalannya waktu, usia kami bertambah, semakin besar kami semakin disibukkan dengan aktivitas-aktivitas diluar hutan, ditambah lagi dengan beretambahnya jumlah penduduk penduduk di kampung kami (Desa Sungai Kumpai Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat) menyebabkan hutan-hutan tempat kami bermain tersebut pelan-pelan ditebangi oleh masyarakat yang menguasai tanah hutan tersebut. Tujuannya adalah untuk mereka bertani dan menyediakan petakan membuat rumah.

Kini, hutan tersebut (tempat kami bermain dulu) hanya tinggal kenangan dan cerita. Wujudnya sekarang sudah berubah menjadi hamparan sawah dan beberapa tempat tinggal yang empunya tanah (keturunannya).

Jika hari ini kita berpikir ingin presiden yang memiliki kepedulian yang tinggi terhadap pelestarian hutan, satu-satunya cara adalah melahirkan sang presiden tersebut yang berasal dari "Kampung" dan pernah tinggal atau bahkan hidup dari hutan. Mengapa demikian? Bagaimana seseorang akan memiliki keinginan yang kuat untuk melestarikan hutan, jika ia (sang presiden) tak pernah mengenal hutan misalnya. Orang kampung, menurut hemat penulis tak bisa dipisahkan dengan yang namanya hutan, bahkan mereka hidup dan berkehidupan di hutan.

Bagaimana seseorang bisa melestarikan hutan kalau ia tidak mencintai hutan atau bersahabat dengan hutan. Cintai pekerjaan itu dalam konteks ini adalah hutan, dengan kita mencintai hutan maka apapun akan kita lakukan untuk membahagiakan, merawat, dan menjaga hutan.  Memang disadari bahwa tugas presiden tidak hanya mengurus terkait permasalahan hutan saja, namun disemua sektor mulai dari masyarakat, ekonomi, pembangunan, sosial dan budaya perlu diurusi semuanya.

Seorang presiden harus bisa memulai untuk mencintai hutan dan menjadikannya sebagai sahabat. Menjaga hutan yang masih ada, memperbaiki kualitas hutan dan biota didalamnya, kalau perlu setiap hutan di indonesia dijadikan pusat pariwisata dan budaya, tempat kunjungan turis-turis baik dalam negeri maupun mancanegara. Melestarikan hutan berarti kita menjaga kekayaan yang ada pada hutan tersebut, menjaga nya agar tetap ada dan bertumbuh.

Ringan saja saya berfikir, Kalau (Saya) Presiden, hal pertama yang saya lakukan adalah Mencintai Hutan terlebih dahulu. Hutan (alam) itu ciftaan Tuhan, maka itulah wujud syukur kita terhadap ciptaan Tuhan. Dalam kitab Umat Islam (Al-qur'an) Allah berfirman "Barang siapa yang bersyukur atas nikmatku, maka akan ku tambah nikmatnya. Tetapi kita kufur nikmat (tidak bersyukur) atas nikmat Allah, maka azab ku sangat pedih". Itu sudah jelas, dan Allah perjelas dengan banyaknya kejadian/musibah yang terjadi pada bangsa Indonesia dewasa ini. Tsunami, Gempa, Banjir Bandang, Lumpur Lapindo, Gunung Sinabung, Gunung Kelud, dan lainnya adalah bukti bahwa selama ini "mungkin" kita belum secara maksimal bersyukur terhadap Nikmat yang telah Allah berikan kepada kita.

Cintai Hutan (Alam) dan alam akan mencintai serta akan bersahabat dengan Kita, sebagai representasi Cinta kita kepada Allah. "Gerakan Bersama Lestarikan Alam Indonesia".

Jepriadi

Dusun Semayong Desa Sungai Kumpai RT 4 RW 2 Kec. Teluk Kerama Kab. Sambas Kalimantan Barat-Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun