Suatu waktu di tahun 2019 silam, diriku sempat beberapa kali melakukan survey ke sebuah wilayah Kecamatan yang berada dalam wilayah sebuah Kabupaten.
Dalam satu kesempatan saat berjalan kaki, tak menduga tersasar sehingga harus melewati jalan yang relatif sunyi. Apesnya lagi saat itu turun hujan deras yang cukup lama. Mau tak mau dalam guyuran hujan, harus menerjang jalanan becek tak beraspal. Hanya demi dapat mengejar jadwal terakhir dari si ular besi yang akan membawaku untuk kembali menuju Jakarta.
Nah suatu waktu di waktu yang tak berjauhan melakukan survey secara online melalui Google. Tak sengaja mendapatkan sebuah iklan property, yang ingin menjual sebidang tanah plus bangunan yang berdiri diatasnya. Lokasinya hanya selangkah saja dari wilayah Kecamatan sebuah Kabupaten tersebut. Sebuah wilayah Kecamatan yang berada dalam wilayah sebuah Kota di luar Jakarta.
Nah, ternyata oh ternyata... Beberapa hari kemudian saat membuka halaman Google, ternyata location-nya berada di Kecamatan sebuah Kota tersebut. Padahal saat itu lagi online di wilayah Pondok Pinang Jakarta Selatan.
"Anjay... Cukcuk...," umpatku dalam hati.
Hmmm... jadi meyakini pastinya sang inisiator yang menyelimuti akses digital-ku telah mengenali seseorang yang nomor ponselnya masih ada dalam phonebook sebuah ponselku. Seseorang yang bertahun-tahun lalu saling berinteraksi hanya melalui salah satu media sosial. Domisilinya memang berada di wilayah Kecamatan sebuah Kota tersebut.
Seseorang ini adalah praktisi humas, dan masih aktif dalam kepengurusan Badan Pengurus Pusat (BPP) Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia Periode 2017-2020. Mungkinkah: Di Bawah Serangan Siber, Menyadap Pengurus Perhumas?
Mungkin akan lucu jika seandainya kelak ketika ditelusuri, mungkin saja ternyata nantinya....
